Sabtu, 31 Januari 2015

Pengalamanku Menyusui Secara Ekslusive

         Menyusui adalah kodrat seorang wanita.Menyusui sepertinya sangat sederhana dan gampang,tetapi banyak juga wanita yang gagal dalam menyusui.
Pemerintah telah mempromosikan pemberian ASI ekslusive selama 6 bulan.
Dahulunya 4 bulan tetapi saat ini ditambah 2 bulan lagi menjadi 6 bulan.
Aku sendiri dikaruniai 3 orang putri.Dua lahir di Klinik dan Satu di Rumah Sakit.
        Saat lahir anak pertamaku,Asiku tidak langsung keluar.Kucoba untuk menyusuinya tetapi setelah hampir 10 jam hanya keluar beberapa tetes saja.Dari Klinik diberi susu formula.
       Ada rasa kebingungan juga maklum walau aku seorang bidan,tapi untuk soal yang belum pernah kurasakan ini aku tetap kebingungan.Kulihat bayiku sering sekali mengeluarkan lidahnya,sepertinya lapar dan mulai menangis.Akhirnya setelah 12 jam Asi ku masih belum lancar keluar,aku meminta suamiku untuk membuatkan susu formula untuk bayiku.Akhirnya aku masuk kategori gagal dalam menyusui secara ekslusive.Hari ke 3 barulah Asiku lancar dan hari ke lima kuhentikan penggunaan susu formula dan hanya kuberikan ASI saja..Anak pertamaku ini kuat sekali menyusui,bulan keempat aku kewalahan,dan setelah empat bulan menyusui saja ,bulan kelima akhirnya kuberi MP ASI.

                                                Yang ASI Eksklusive yg paling kurus..wkwkwkwk

          Ketika lahir anak keduaku di klinik yg sama,semua berjalan normal,Asiku langsung mengalir deras.Susu formula yg diberikan oleh klinik tidak kugunakan.Dan aku berhasil menyusui secara ekslusive selama 6 bulan.Namun saat kucoba memberikan MP ASI ketika memasuki usia 7 bulan,sangat susah.Anaku sering memuntahkan makanan yg kuberikan.Selain MP ASI anaku juga kuberikan susu formula.Nampaknya kalau diberikan susu formula anakku tidak muntah.Akibat anakku sering memuntahkan MP ASI yg kuberikan,berat badanya mulai menurun,tidak mengikuti garis warna di KMS.Bahkan beberapa bulan sempat bertengger di BGM.Namun ketika di cross chek dengan indikator BB/TB masih masuk kategori normal tapi sudah pada batas bawah.Hingga sekarang anakku ini sangat sulit kalau makan terutama kalau menelan nasi.Saya dan suami sempat berfikir ,mungkin ini respon akibat anaku terlambat mengenal makanan padat.Tapi respon ini berbeda beda pada setiap anak.
           Anak ketigaku sama seperti anak kedua semua berjalan normal,Asiku segera keluar.
Anakku ini ku susui secara Ekslusive selama 4 bulan,dan pada bulan ke 5 aku dan suamiku sepakat untuk memberikan MP ASI.Kami kuatir nanti akan seperti anaku ke 2 yang suka memuntahkan makanan.Dan semuanya berjalan baik2 saja.Tapi konsekwensinya aku masuk kategori gagal menyusui secara ekslusive.
         Secara teori memang ASI masih mencukupi untuk kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan.Tapi aspek2 lain perlu juga dipertimbangkan..ASI ekslusive 6 bulan umumnya hanya bisa diberikan pada mereka yg hidupnya berkecukupan,dimana si ibu hanya mengurus rumah tengga saja.
           Di desaku mayoritas ibu2 adalah wanita tangguh,yg tidak mau berdiam diri.Dengan pendapatan suami yang pas-pasan mau tidak mau banyak ibu2 yang turun tangan membantu suami bekerja untuk menambah penghasilan.
           Banyak wanita di didesaku yg bekerja menyadap karet atau menjadi buruh harian kelapa sawit yang kerjanya cukup menyita waktu yg pada akhirnya tidak memungkinkan menyusui anaknya secara ekslusive.
Jika mengacu Asi esklusive 6 bulan,kemungkinan data rill yg ditemukan tidak sampai 20%.
           Saya sendiri belum banyak tahu,adakah pengaruhnya pada otot/reflek mengunyah dan menelan pada anak yang terlambat mengenal makanan padat…Sekian..

Kata-kata bijak :
 " Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya." AMSAL 13:24

 "Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya".Amsal 19:18

Sabtu, 17 Januari 2015

DEMAM BATU AKIK,oot ...by Hotman S

Beberapa bulan belakangan ini,didaerahku dilanda demam BATU AKIK.Dari Kota Lubuk Linggau hingga Kabupaten Musi Rawas Utara terlihat adanya penjualan BATU AKIK.Baik yang masih berbentuk batu besar maupun yang sudah diproses menjadi Batu Cincin.

Entah siapa yang memulai dan mempromosikannya,hingga Batu Akik ini menjadi laris manis.Bahkan orang luar kabupaten,propinsi,bahkan khabarnya ada yang dari luar indonesia juga ikutan berburu batu akik ini.

Berbagai macam jenis batu ini.Tetatpi secara umum orang daerah menyebutnya batu TAWON karena batu ini mengandung unsur bercak2 seperti sarang tawon,tetapi ada juga yg menyebutnya batu TERATAI karena bercaknya seperti teratai.
Ada  juga Batu JANGAT/KULIT,batu ini berlapis seperti susunan kulit.Sebagian lagi menyebutnya batu berlapis,karena memang seperti berlapis.

Serta beberapa jenis batu lain,yang  jarang ditemukan tetapi memiliki nilai jual yg tinggi.

Hadirnya batu-batu ini cukup memberi solusi sebagai tambahan penghasilan bagi warga lokal,mengingat harga karet yg merupakan hasil pencaharian penduduk sedang jatuh.

Berburu batu akik ini tidaklah mudah,butuh kesabaran.Keluar masuk rawa2,sungai,maupun perkebunanpun dilakukan.Jika nasib lagi mujur ditemukan batu yg kwalitasnya super,kalau nggak yah mungkin kwalitas rendah.
Harganya biasanya per kilogram,mulai dari Rp 2.000 s/d Rp 35.000.

Kata Kata Bijak :
   "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." AMSAL 19:4

" Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran".Amsal 17:17


Batu Akik yg sudah jadi dan siap jual

Batu Akik yang masih dalam bentuk bongkahan,jenis JANGAT/KULIT/LAPIS


Aktifitas Penjualan Batu Akik di Sepanjang Jalan Lintas Sumatera MURATARA


Sabtu, 10 Januari 2015

Beberapa Langkah Dalam Melakukan ASUHAN PERSALINAN NORMAL


        Berikut langkah langkah/SOP dalam  melakukan Asuhan Persalinan Normal mengacu pada “ Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan “yang diterbitkan oleh KEMENKES RI 

Ada 58 langkah dalam melakukan pertolongan persalinan normal :

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.


37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.

         Satu hal yang menjadi catatan adalah sehebat hebatnya/setinggi tingginya ilmu seorang bidan, tupoksi seorang bidan tidak lebih mendampingi dan membantu persalinan. Yang melahirkan si bayi tetaplah si ibu itu sendiri. 

Kata kata bijak :

“Seorang perempuan berdukacita  pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia”.Yohanes 16:21
 



Pembagian Dana Kapitasi BPJS mengacu pada Permenkes No 19 Tahun 2014 by Hotman


BAB III
JASA PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 4
(1) Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP.
(2) Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel:
a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan
b. kehadiran.
(3) Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dinilai sebagai berikut:
a. tenaga medis, diberi nilai 150;
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100;
c. tenaga kesehatan setara S1/D4, diberi nilai 60;
d. tenaga non kesehatan minimal setara D3, tenaga kesehatan setara D3, atau tenaga kesehatan dibawah D3 dengan masa kerja lebih dari 10 tahun, diberi nilai 40;
e. tenaga kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25; dan
f. tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 15.
(4) Tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang merangkap tugas administratif sebagai Kepala FKTP, Kepala Tata Usaha, atau Bendahara Dana Kapitasi JKN diberi tambahan nilai 30.

Dari pasal pasal diatas silahkan diaplikasikan sendiri di Faskes.Memang cukup menyakitkan bagi mereka tenaga paramedis senior yg pendidikannya selevel SMU seperti tamatan SPK,SPRG,SMAK,SMF,Bidan D1,SPAG,SPPH. Timbul semacam perang dingin antar profesi terutama di FKTP Puskesmas,entahlah kalau di RS.Apalagi di Puskesmas itu banyak program2 yg cukup berat tetapi tidak ada nilainya di mata Kapitasi.
Tidak ada juga pengaturan nilai antara tenaga PNS dan Tenaga Honorer yg banyak bekerja di Puskesmas dan RS.

 
 Update 2016 :

         Pada Tahun 2016 Kemenkes mengeluarkan aturan baru mengenai Pembagian Dana Kapitasi melalui Permenkes No 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Pada Permenkes terbaru ini Variabel Masa Kerja , Jabatan Kepala FKTP,TU,Bendahara dan Pengelola Program mendapat Tambahan Nilai.
          Dari variabel nilai yang ditetapkan melalui Permenkes diatas,  silahkan hitung sendiri berapa besaran nilai yang anda peroleh.
Sebagai seorang yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, mau tidak mau/suka tidak suka blogger pun harus menyesuaikan out put kinerja blogger dengan nilai yang diterima. Kecil nilai yang diterima, kecil pula out put kerja yang dihasilkan, demikian sebaliknya.






         
          

Kata Kata Bijak :
       "  Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. " AMSAL 16:8

      "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara."Amsal 18:24

POLINDES

           Polindes, atau kepanjangan dari pondok bersalin desa, adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB yang mana tempat dan lokasinya berada di desa.
          Jika mengacu pada definisi Polindes diatas,maka kewajiban untuk menyediakan tempat/pondok bersalin desa adalah tanggung jawab warga desa.Terus terang sebagai Bidan Desa saya kurang mengetahui hal ini.Kalau sekedar tempat,mungkin desa bisa saja menyediakan.Yang terkadang sulit adalah memenuhi syarat-syarat Polindes.Seperti harus ada sumur,MCK,Penerangan,Akses yg mudah.Apalagi di pedesaan.Saya sudah pindah di dua desa,nggak ada yg memnuhi syarat.Padahal bangunan Polindes bukan hasil partisipasi masyarakat tetapi bangunan pemerintah.Terkadang timbul masalah juga dikemudian hari,bangunan polindes ada tetapi Bidan Desa telah membuat rumah sendiri,akhirnya bagunan tersebut terbengkalai.



Tampak belakang polindes

            Saya sendiri menempati bangunan Puskesmas Pembantu..Dahulunya Puskesmas Pembantu maupun Bangunan Polindes tidak ada petugasnya.Jadi saya memutuskan untuk menempati Pustu saja,karena bagunanannya masih baru serta memiliki pagar,tetapi ternyata nggak ada sumur.Terali Pintu nggak ada.Terpaksa saya bikin sendiri sumur serta terali pintu.Lumayan juga biayanya,apalagi sumur saya harus di pasang bata dari dasar,karena kontur tanah berpasir.Kalau tidak dipasang bata pasti longsor.
           Di era tahun 90 an,saya pernah dengar ada bantuan dana sewa rumah dari pemerintah,tapi nampaknya hanya bertahan beberapa tahun saja.Saya kira program ini cukup baik,terutama bagi mereka yg tidak memiliki bangunan polindes,atau numpang di rumah warga…

Kata kata bijak :
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya
Amsal 11.2

POSYANDU MUARA KASIH

       Posyandu di desaku dahulunya bertempat dibalai desa.Tetapi karena balai desa mengalami kerusakan maka harus diupayakan ada tempat lain,kalau mungkin tempat yang permanen. Pada waktu itu sekitar tahun 2010 program PNPM sedang membuat usulan kegiatan.Saya usulkan agar dibuatkan Balai Posyandu.Ada pro dan kontra terhadap usulan ini.Mengingat Balai Posyandu terlihat kurang bermanfaat bagi masyarakat.Umumnya program PNPM bergerak di bidang pembuatan jalan setapak,SPAL/Siring . 
       Tapi akhirnya setuju juga untuk pembuatan Balai Posyandu. Namun sayangnya Balai ini tidak dialiri Listrik PLN dan Tidak tersedia Sumber air bersih. Agar terawat bangunan ini,maka ada warga masyarakat yang saya suruh menempatinya. Adapun target target hampir tercapai semua baik Immunisasi maupun Program KIA.Hanya pencapaian D/S saja yg masih rendah hanya dikisaran 30 % dan ini umum terjadi di mana saja.Saya berharap kedepan ada perhatian pemerintah agar membantu terutama untuk operasional posyandu,terutama untuk transport kader serta pengadaan PMT Penyuluhan.

                                                       Foto Kegiatan Posyandu

Kata kata bijak :
" Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya." 
Amsal 11.11

" Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan".Amsal 11:16

HIDUP DIATAS RODA....


         Tugasku yang jauh dari rumah pribadiku membuat aku harus Pulang Pergi dari Tempat Tugas dan Rumahku.Jaraknya lumayan jauh 65 KM.Tidak memungkinkan untuk kerja PP.Apalagi aku adalah Bidan Desa yg harus bekerja 24 jam.Walaupun kata orang jam kerja berdasarkan peraturan pemerintah,adalah 8 jam,namun itu tidak berlaku bagi Bidan Desa yg tinggal di Polindes.Kata orang sih itu resiko.Jadi Bidan Desa itu terlahir diatas resiko.Dan itu benar..aku telah banyak menanggung resiko… 
         Rumah Pribadiku ibarat Villa.yg hanya hari Sabtu dan Minggu kutempati.Hari Minggu adalah hari peristirahatan,saatnya untuk mendekatkan diri dgn sang Pencipta.Walaupun aku bukan orang yg tekun beribadah,tetapi setidaknya setiap Minggu selalu kuusahan untuk mengikuti Misa di Gereja. 
        Hari  Senin aku berangkat dan Jumat siang menjelang sore aku harus kembali lagi.Rutinitas yang telah belasan tahun kujalani.Jalanan yang sebagian jelek harus dilalui.Untunglah Mobil Odong2ku nggak pernah rewel.Mobil ini telah 10 tahun menemaniku.Dari kayu kusen,spanel hingga sepeda motor dan koral semua masuk kedalam mobil ini. Sikecilku yang nomor 2 bersekolah tidak seperti anak umumnya.Ia mengikuti jejak kakaknya yang no 1.Kalau anak umumnya bersekolah 6 hari dalam seminggu,anakku hanya bersekolah 4 hari dalam seminggu.Untunglah Kepala Sekolah Dan Guru mengerti keadaanku.Hari Senin nggak memungkinkan anakku untuk masuk sekolah pagi hari, karena sudah pasti tidak terkejar sampai ke desa pagi hari,demikian juga Sabtu kami sudah ada di rumahku lagi.
        Dan nampaknya anakku masih bisa menyesuaikan diri dengan pelajaran disekolahnya.Dan tidak mungkin juga anakku ini yg baru berusia 7 tahun harus kutinggalkan berhari-hari,karena usianya masih terlalu kecil serta masih butuh perhatian orang tuanya……. Aku hanya bisa berdoa semoga Tuhan Selalu Menolongku……….

Kata Kata Bijak :
   " Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan." AMSAL 16:6

  " Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu,  maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu.' Amsal 3:21-22 


Barang kebutuhan selama satu minggu


Mobil sejuta umat yg selalu setia mengantarku
Jalanan rusak yg setiap minggu ku lewati




KEGALAUAN HATI SUAMIKU……

        Beberapa bulan terakhir,terlihat suamiku mulai tidak semangat untuk bekerja.Keputusannya untuk tidak bersedia menduduki serta menghadiri pelantikannya sebagai pejabat Esselon IV,menyebabkan jenjang kepangkatannya terhenti.Suamiku sudah 22 tahun bekerja sebagai PNS,pangkat saat ini III b.Masa kerja masih 14 tahun lagi…
        Suamiku sendiri tidaklah tamatan SMU tetapi DI,tetapi digolongkan setara SMU.Di era 80-90 an mayoritas tenaga kesehatan selevel SMU/DI,seperti SPK,SMF,SMAK,SPRG,SPAG/DIGizi,SPPH/DI Kesling,PPB/DI Kebidanan. dan hampir semua sekolah itu dibawah naungan Dep Kes.Walaupun saat itu tenaga kesehatan banyak tematan selevel SMU,namun kinerja mereka cukup baik,sekalipun jaman itu jaman yang penuh keterbatasan. Semua tamatan itu masuk kategori fungsional kecuali SPAG/DI Gizi yg nasibnya nggak jelas.Untuk memasuki sekolah itupun cukup sulit,tidak seperti sekarang sekolah2 kesehatan tumbuh subur bak jamur di musim hujan.
        Terlepas DI atau SMU,aturan yg menghentikan jenjang karir kepangkatan seseorang tidaklah tepat.Pangkat tidak identik dengan Jabatan.Cukup Banyak orang yg tidak bersedia menduduki jabatan walaupun pangkatnya sudah memenuhi syarat.
        Pangkat lebih identik dengan penghargaan terhadap kinerja seorang pegawai.



Tenaga Paramedis Non Perawat II 2015 & Reward I Unit Netbook 

           Penghentian Kepangkatan seseorang Ini akan berdampak psykologis.Jika jenjang kepangkatan sudah mentok,kedepan apa lagi yg mau dikejar....????Beberapa PNS yang bernasib sama dengan suamiku hampir sama saja suasana hatinya.Aturan ini juga menurutku sangat merendahkan kemampuan seseorang,serta menurunkan semangat/motivasi kerja.Suamiku sendiri pernah berkonsultasi ke Kantor Regional BAKN,perihal kepangkatannya dan kemungkinannya untuk pensiun dini.Namun sayang tidak direspon....alasannya karena masih dibutuhkan....
          Terakhir suamiku mendapat penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Terbaik III dan II  Tk Kabupaten.Sama seperti aku,suamikupun ditunjuk.Suamiku selalu menolak kalau diusulkan untuk mengikuti lomba tenaga teladan.
          Suamiku cukup beruntung memang.tanpa lobi sana sini ditunjuk menjadi Pejabat Esselon IV/Kepala Seksi di SKPD.Tapi kondisi fisiknya yang mulai menurun dan Naluri/Intuisinya  mengatakan bahwa ia tidak akan bekerja secara baik dan maksimal disana.
      

Kata Kata Bijak :  
" Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN." Amsal 16:9

" Banyak orang mencari muka pada pemerintah, tetapi dari TUHAN orang menerima keadilan". Amsal 29:26