Jumat, 27 April 2018

Ketika Bahagia Itu Semakin Menjauh



Post by Hotman Silitonga


          Pada bulan Maret 2018 lalu Perserikatan Bangsa Bangsa mengeluarkan laporan Index Kebahagian Dunia/World Happiness Report, sebuah hasil study kebahagian yang dilakukan di 156 negara dan hasilnya Indonesia menempati urutan ke 96 dari 156 negara, satu level dibawah Vietnam. Peringkat  Index Kebahagian Dunia Indonesia  ini menurun dari tahun sebelumnya  yakni menempati urutan 81, dan inipun menurun juga dari tahun sebelumnya tahun 2016 yaitu di urutan 79.
       Yang cukup menarik bagi blogger dari laporan World Happiness Report ini adalah  , Top Ten Negara yang memilikki Index Kebahagian Dunia tertinggi mayoritas ditemukan di Negara Negara  Skandinavia dan Eropa terkecuali  Australia , Canada dan New Zealand ( Selandia Baru )
     Dari benua  Asia,  negara  yang tertinggi  Index Kebahagian Dunianya adalah Israel yang menempati rangking ke 11 serta negara UEA ( Uni Emirat Arab ) di rangking ke 20.
       Rangking Pertama Negara yang penduduknya paling bahagia didunia adalah Negara Finlandia berikutnya Norwegia , Denmark, semuanya Negara Skandinavia. Tahun ini PBB juga mewawancarai para Imigran yang tinggal di  negara paling bahagia ini dan menemukan bahwa para imigran di negara ini  juga  merasa hidup bahagia.

      Selain itu yang cukup menarik juga bagi blogger, mayoritas negera negara bahagia dari rangking 1 sampai dengan 19 adalah negara negara yang sering di cap Negara Sekuler, namun kehidupan mereka lebih mapan, teratur dan sejahtera ,  sehingga tidak mengherankan jika banyak para imigran terutama dari timur tengah   yang ingin menuju kesana.
    Ada enam (6 ) variable  penilaian Kebahagian Dunia/World Happiness Report  yaitu  PDB per kapita, harapan hidup, dukungan sosial, tingkat korupsi, kebebasan  untuk membuat keputusan hidup dan serta kemurahan hati warganya.
     Diatas telah disebutkan bahwa  Index Kebahagian Indonesia beberapa tahun terakhir selalu menurun. Yang menjadi pertanyaanya :  Apakah  orang Indonesia semakin jauh dari bahagia ? Cukup sulit blogger menjawab pertanyaan ini. Tapi kalau kita sedikit membuka hati , maka akan banyak kita  dengar curhatan orang orang yang merasa hidup tidak bahagia, termasuk orang orang high class  , mulai dari curhatan masalah pekerjaan , jabatan, penghasilan, harga komoditi,ribetnya sebuah urusan ,dll.
         Pada dasarnya kebahagian setiap orang itu relative dan dapat  berubah dengan cepat setiap waktu.  Ada yang bahagia karena mendapat pekerjaan, mendapat jabatan, mendapat penghasilan besar, hargal komoditi perkebunan naik, sembuh dari sakit , dll, sebaliknya ada yang tiba tiba menjadi tidak bahagia karena dipecat dari pekerjaan, lengser dari jabatan, anjloknya komoditi perkebunan, ditinggal mati orang yang dikasihi dan lain sebagainya.
       Namun pada garis besarnya minimal orang berbahagia itu tercukupi terlebih dahulu kebutuhan dasar hidupnya seperti sandang, pangan , papan , kesehatan, pendidikan,  baru kebutuhan yang lain menyusul. Semua kebutuhan dasar tersebut diatas sudah tercakup dalam 6 variabel penilain yang ditetapkan oleh World Happiness Report.
         Kalau dinilai dari PDB perkapita, harus diakui memang PDB perkapita penduduk Indonesia masih cukup rendah dibanding Negara Negara maju. Akhir tahun 2017 menurut data BPS , PDB perkapita rata rata  Indonesia adalah USD 3.876 namun itu tidak merata sehingga jumlah penduduk miskin  tetap ada. Bandingkan dengan Finlandia yang  PDB Perkapita tahun 2016 USD 43.090.
       Jika dinilai dari harapan hidup, beberapa publikasi  hasil penelitian menunjukkan bahwa usia harapan hidup meningkat, walaupun disisi lain kematian penduduk di usia muda cukup tinggi.

Pengurangan Jumlah Penduduk Indonesia mulai terlihat di usia 40-44 Tahun,bandingkan dengan Singapura dan AS
 



      Jika ditilik dari dukungan social, upaya menuju kesana sudah ada melalui program jaminan sosial namun perlu dipertajam dan diperluas serta lebih tepat sasaran.
    Jika ditilik dari tingkat korupsi, yah inilah yang masih menyedihkan .  Laporan Transparansi  Internasional Februari 2018 menunjukkan Index Persepsi Korupsi Indonesia secara poin tidak menurun , tetapi dari peringkat, turun 6  tingkat, dari peringkat 90 tahun 2016 turun menjadi peringkat 96 di akhir tahun 2017. Miris juga sih,  sudah banyak Tim dibentuk , anggaran pun sudah cukup besar dikucurkan untuk kegiatan pemberantasan korupsi, tapi hasilnya peringkat korupsi semakin anjlok.
   Jika ditilik dari kebebasan mengambil keputusan dalam kehidupan, seperti  kebebasan beragama, kebebebasan berpendapat, kebebasan berpolitik, kebebasan berorganisasi, dll, blogger pikir  sudah cukup baik, namun harus lebih ditingkatkan lagi. Sentimen Isu SARA harus dapat diredam.
      Jika ditilik dari kemurahan hati , rasanya cukup sulit juga untuk menilai kemurahan hati seseorang. Masih tingginya tingkat korupsi menimbulkan sentimen negative terhadap variable kemurahan hati warga. Bagaimana mo bermurah hati, lha  anggaran untuk peningkatan kesejahteraan rakyat miskin saja dikorup. Logika berfikirnya pasti seperti ini.
      Kalau kita melihat peristiwa tsunami Aceh, bencana kelaparan di Afrika , harus diakui warga 20 negara terbahagia di atas termasuk negara yang  paling banyak menolong, tidak peduli suku, agama, ras, warna kulit. Kita juga bisa melihat  bagaimana para artis artis / selebritis Eropa dan Amerika menggalang dana dan membentuk NGO untuk membantu warga Afrika yang kelaparan dan Negara Negara yang dilanda konflik.
     Semoga saja laporan World Happiness Report ini dapat direspon oleh pemerintah melalui kebijakan kebijakan yang tepat, agar kebahagian itu tidak semakin jauh.Salam.


Kata kata bijak :

Selasa, 17 April 2018

Perbaikan TEKO Listrik



Post by Hotman Silitonga
          Bagi anda yang pernah hidup sebagi anak kost mungkin alat pemasak air yang berbentuk ceret/teko atau biasa disebut Teko Listrik ini  bukanlah sesuatu yang asing bagi anda. Dijaman yang serba canggih dan prkatis ini segala sesuatu memang dibutuhkan serba praktis dan cepat. Demikian pula untuk memasak air , memasak air menggunakan teko listrik termasuk praktis dan lebih effisien.

       Blogger sendiri termasuk pengguna teko listrik untuk memasak air. Ada bermacam teko listrik yang dijual di pasaran, ada yang terbuat dari plastic, ada pula yang terbuat dari alumunium dan  steinless stell.

Prinsip kerja alat ini hampir sama saja semuanya, yaitu menggunakan elemen pemanas guna mendidihkan air. Blogger menggunakan teko listrik jenis plastik, dikarenakan harganya lebih murah.

     Teko plastic milik blogger beberapa hari yang lalu mengalami kebocoran, kemungkinan sealnya sudah ada yang kalah akibat pemakaian yang sudah lebih dari 1 tahun. Dan blogger memutuskan untuk beli baru saja,  harganya juga tidak seberapa, hanya beberapa puluh ribu rupiah.

       Saat di beli dan di tes dengan cara dicolokan  ke listrik, elemen pemanasnya terasa panas, tanda alat ini berfungsi dengan baik.

       Setelah di bawa pulang dan di bawa ke tempat kerja, dan di coba  memasak air, terasa  ada yang aneh pada alat ini, air tidak mendidih . Pada body teko listrik cuma terasa hangat suam suam kuku saja . Ini artinya elemen pemanas bekerja tetapi tidak sempurna. Wah nggak bisa sarapan pagi ini wkwkwkwk……

      Kebetulan teko listrik yang lama yang mengalami kebocoran masih ada, tidak ada salahnya di kanibal saja alat yang lama dengan teko yang baru, siapa tahu masih bisa dimanfaatkan dan bisa digunakan untuk membuat sarapan pagi ini.

     Proses penggantian elemen pemanas  pun dimulai, alat yang digunakan adalah obeng minus, putar colokan listrik yang ada pada teko berlawanan jarum jam dengan menggunakan obeng minus. Colokan jantan/male conection pada teko berfungsi sebagai mur pengencang untuk menempelkan  elemen pemanas pada bodi teko.





Kemudian cabut elemen pemanas yang rusak dan ganti dengan yang bagus. Pasang kembali dengan cara kebalikan kita membukanya tadi.

        Elemen pemanas dapat dibeli di toko penjual alat alat listrik, harganya tidak seberapa.

   Setelah proses penggantian selesai bloggerpun mencoba memasak air menggunakan teko ini. Setelah beberap menit terdengar suara mendesis dari dalam teko, serta terlihat air mulai menggelegak, pertanda teko ini sudah berfungsi normal.



      Akhirnya bloggerpun dapat  memasak  sarapan  pagi ini. Ok Friend blogger tak sarapan dulu ya, Salam. 


Kata kata bijak :


“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu ( Allah ) yang ada di tempat tersembunyi  . Maka Bapamu ( Allah ) yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu “. Matius 6 : 6


"Jangan kamu menghakimi  , supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu”. Matius 7 : 1-2


              

Minggu, 01 April 2018

Pemimpin Yang Alkitabiah



Post by Hotman Silitonga



Shalom Aleichem
     Suasana riuh rendah   pemilihan kepala daerah saat ini, membuat   blogger tergerak  untuk  sedikit menulis tentang arti seorang Pemimpin ( Penguasa ). Sebuah  tulisan ringan tentang seorang Pemimpin yang ditulis  menurut sudut pandang blogger sendiri, mengacu pada   Alkitab, Pemimpin Yang Alkitabiah.
    Ada banyak teori teori mengenai  kepemimpinan, demikian pula, ada banyak kursus kursus / latihan kepemimpinan , namun semua itu tidak serta merta menghasilkan seorang pemimpin yang  baik, karena mayoritas dasar mereka menjadi pemimpin sangat rapuh, hanya mengejar hal hal duniawi/materi.  
      Blogger tidak mau berdebat soal teori teori kepemimpinan, blogger yakin pembaca yg budiman  lebih paham dari blogger mengenai teori teori tersebut. Namun bagi blogger semua teori teori kepemimpinan tersebut blogger sebut teori/konsep dari BAWAH ( yang berasal dari pemikiran manusia ). 
      Di sisi lain menurut blogger ada juga teori/konsep kepemimpinan yang berasal dari ATAS/Konsep dari ATAS ( yang berasal dari pengajaran Tuhan ), yang mungkin perlu juga dijadikan bahan pembelajaran bagi seorang calon pemimpin. Konsep Kepemimpinan dari atas ini sudah lama ada, tetapi  manusia mencoba menghindarinya,  Mengapa ? Jika Konsep Kepemimpinan dari Atas ini diikuti, maka tidak ada NIKMATNYA lagi menjadi seorang Pemimpin/Penguasa.  
     Dalam perspektif manusia seorang pemimpin lebih cenderung didudukkan sebagai orang yang berkuasa, seperti RAJA dengan segala kemewahannya, kegagahannya, kebesarannya, kekuataannya, kehebatannya, serta banyaknya kenikmatan hidup dan materi yang diperolehnya.
     Namun dalam teori/konsep kepemimpinan yang berasal dari ATAS tidaklah demikian. Yesus Kristus , pada suatu kesempatan berbicara kepada murid muridnya :  
           
P. Baru : Matius: 20 Ay 25-26
“ Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,”

P. Baru : Lukas : 22Ay 25-27
 “Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda  dan pemimpin sebagai pelayan.Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani ? Bukankah dia yang duduk makan?Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan”.

         Jadi berdasarkan konsep pengajaran Yesus Kristus  , yang blogger sebut konsep kepemimpinan dari ATAS, karena memang Yesus Kristus berasal dari Atas , Pemimpin adalah  seorang Pelayan. Menjadi seorang Pemimpin berarti menjadi seorang pelayan/orang yang melayani. Pertanyaannya,  apakah anda mau jadi pelayan ?

Ada beberapa konsekwensi jika Pemimpin adalah Pelayan   :
1.Anda harus mendekatkan diri dengan orang yang dilayani
2.Anda harus rendah hati dan sederhana, karena seorang pelayan seharusnya rendah hati dan sederhana
3.Sebagai pelayan anda harus mampu memberi contoh/petunjuk dan mengarahkan
4.Sebagai pelayan anda harus mampu memberi jalan alternative bila terjadi permasalahan
5.Sebagai pelayan anda harus siap dihubungi jika terjadi suatu permasalahan
6.Sebagai pelayan anda tidak boleh pilih kasih/pandang bulu dalam melayani 
Serta masih banyak  karakter lain yang harus dimilikki  seorang pelayan, silahkan  anda tambahkan sendiri.
       

      gambar diambil dari google

    Selama ini  seorang Pemimpin   lebih cenderung didudukkan  sebagai Raja  dengan segala kekuasaannya, kebesarannya, kemewahannya, kehebatannya, kekayaannya, kenikmatan hidup serta materi yang diperolehnya,  membuat  banyak orang berlomba lomba ingin menjadi seorang Pemimpin, hingga terkadang menggunakan segala cara demi memuluskan nafsu untuk menjadi seorang Raja/Pemimpin.
    Ada banyak kekacauan baik di tingkat lokal maupun internasional yang diakibatkan nafsu ingin berkuasa dari seorang manusia,  yah itu tadi karena konsepnya  sebagai Raja bukan sebagai Pelayan. Coba kalau yang dicari seorang Pelayan, blogger yakin situasi pemilihan kepala daerah baik lokal maupun internasional akan berlangsung sepi.
     Demokrasi merupakan salah satu cara untuk mencari Pemimpin/Penguasa melalui sistim perwakilan, namun demokrasi tidak menjamin pemimpin yang dihasilkan  adalah pemimpin yang baik, semuanya kembali kepada moralitas dan cara pandang calon pemimpin tersebut terhadap Kekuasaan dan  arti  Seorang Pemimpin.
      Pemilihan pemimpin di era demokrasi tak ubahnya sebuah kontestasi/perang tanding, dimana para calon pemimpin harus menjual segala visi dan misinya, track recordnya, kepribadiannya, dll ,  untuk menjadi pertimbangan  pemilih. Tidak jarang sisi sisi gelap calon pemimpin juga di buka ke publik untuk menjadi bahan pertimbangan juga bagi para pemilih.  
       Semua ini tentu saja akan memancing emosi para  calon pemimpin yang sisi  kelam kehidupannya dipublikasi . Di dalam demokrasi  itu tidak bisa dihindari, diluar negeripun publikasi sisi gelap calon pemimpin   juga terjadi, dan jika seorang calon pemimpin mempunyai sejarah kelam masa lalu, sebagai calon pemimpin,  maka si calon harus siap mental dan kelak jika  terpilih sebagai seorang pemimpin,  suka atau tidak suka  didalam tubuh si calon pemimpin tersebut  akan tersimpan dendam   karena semua sisi gelap kehidupannya  dibuka ke publik. Pertanyannya : sudah yakinkah calon pemimpin tersebut dapat  mengampuni/memaafkan mereka ? Alkitab sangat jelas  mengajarkan untuk mengampuni, bahkan terhadap musuh sekalipun. Di sini blogger melihat perlunya seorang calon pemimpin memilikki  sifat kasih dan pengampunan. Sebab ending dari  demokrasi adalah merangkul semua pihak/rekonsiliasi. Dan bagi calon pemimpin  yang tidak memilikki kasih dan pengampunan, akan sangat sulit melakukan rekonsiliasi. Padahal rekonsiliasi merupakan langkah awal dari sebuah Kepemimpinan. 

         Dalam proses pemilihan seorang calon pemimpin, ada banyak syarat administrasi yang ditetapkan untuk menjadi calon pemimpin, mulai dari pendidikan,umur, segala macam surat keterangan, namun itu semua menurut blogger belumlah cukup. Salah satu syarat lain menurut blogger lebih penting walau secara administrasi tidak bisa dilakukan yaitu seorang calon pemimpin haruslah diisi oleh orang  yang telah selesai dengan dirinya sendiri.
Apa yang dimaksud selesai dengan dirinya sendiri ?
Dalam satu nats alkitab ada tertulis :

Ibrani 13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang  dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”.

       Jadi yang dimaksud kalimat diatas adalah  secara materil dan moril  kehidupan seorang Calon Pemimpin  sebaiknya sudah lebih dari  cukup, tidak penting seberapa banyak kekayaan yang mereka milikki. Ada orang yang bergelimang harta tetapi masih selalu merasa kekurangan. Tetapi ada orang yang hartanya tidak seberapa tetapi sudah merasa lebih dari cukup. Orang yang merasa dirinya cukup, lebih cenderung akan menjadi seorang pemimpin yang baik. 
      Hanya masalahnya orang orang yg telah selesai dengan dirinya ini, biasanya tidak berambisi menjadi pemimpin. Mereka tidak mau lagi dipusingkan oleh hal hal yang sifatnya duniawi.                  
      Bagi   calon pemimpin yang  masih belum puas dengan hal hal duniawi  , sebaiknya  tidak usahlah menjadi calon pemimpin. Dalam banyak kasus calon  pemimpin yang seperti ini justru sering membuat masalah, bukan menyelesaikan  masalah. Seorang Pemimpin yang bermasalah dengan dirinya sendiri.
     Kalau calon pemimpin masih terobsesi untuk  mengkoleksi mobil mewah, rumah mewah, jalan jalan ke luar negeri, tumpukan uang, termasuk juga mungkin wanita didalamnya  itu artinya sebagai calon pemimpin, orang  tersebut belum selesai dengan dirinya sendiri.
      Dalam nats alkitab disebutkan “ Setiap pekerja berhak mendapatkan upah” ( Matius 10:10 ) , dan apa yang dikatakan nats itu benar, tetapi bagi orang orang yang telah selesai dengan dirinya sendiri, uang tak lebih hanya sebagi pelengkap kehidupan, bukan tujuan kehidupan.  
        Adalah betul tidak ada pemimpin yang sempurna, namun seorang pemimpin yang baik haruslah menuju kesempurnaan. Gambaran kesempurnaan hidup ada pada diri Yesus Kristus. Untuk menuju kesitu tidaklah mudah,   namun paling tidak seorang calon pemimpin  mengerti apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus , Firman yang menjadi Manusia , bahwa Seorang Pimpinan  adalah Seorang Pelayan/Orang yang melayani. Sebuah konsep kepemimpinan dari ATAS yang tertulis di Alkitab.
        Apakah seorang Raja/Pemimpin kehilangan KEMULIAANNYA  jika ia menjadi seorang Pelayan bagi rakyatnya ? Salam. 

Kata kata bijak : 

" Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka". 1 Timotius 6:10.


Tulisan terkait :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2018/02/mengenal-raja-salomosulaiman.html 
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2018/08/mengenal-doa-bapa-kami-lords-prayer.html