Jumat, 29 Mei 2015

BUANG ANGIN/BLEEDING REM MOBIL SENDIRI,Sekedar Belajar....

By Hotman Silitonga AziZten Pribadi Bidan DeZa

          Minggu lalu ketika akan berangkat menuju Polindes,tiba tiba saja ditengah jalan  rem mobil seperti nggak berfungsi.Baru terasa ada pengereman setelah pedal rem diinjak dua atau tiga kali.Terpaksa mobil dipacu dengan kecepatan rendah.Biasanya lama perjalanan menuju Polindes satu setengah jam,akhirnya menjadi dua jam.Ndak apa-apalah yang penting selamat.
         Sampai di desa semua dicek.
Cek minyak rem ternyata masih full.Cek kanvas rem masih tebal.Ngolong ke bawah mobil,kali aja ada saluran yang bocor ,ternyata tidak ada.Mungkin ini yang namanya Rem Anginan…
Sepertinya ada udara yang terperangkap dalam saluran rem,sehingga saat rem dinjak,kerja minyak rem terhalang oleh udara yang terperangkap di saluran tersebut.
         Bagi seorang mekanik buang angin atau bleeding rem termasuk pekerjaan yang mudah.Paling butuh waktu 10 menit.
Tapi bagi orang seperti aku,harus musti banyak belajar πŸ˜€ 
Istirahat dulu ajah ah,besok aja ngerjainnya….
Sore  hari pulang kantor, langsung ngolong ke bawah mobil πŸ˜‡
         Lihat kiri kanan nggak ada orang sepi…,mo minta tolong siapa nih….soalnya untuk buang angin/bleeding rem mobil tidak bisa dilakukan seorang diri.
Nah…ada sikecilku…nampaknya sikecilku sudah bisa untuk menekan pedal rem mobil…


Bleeding rem mobil lebih bagus jika dalam kondisi mobil hidup,sehingga master remnya bekerja dan otomatis injakan pedal rem menjadi ringan..Alat yang digunakan cuma kunci ring 10.

          Ganjal semua roda mobil,dan hidupkan mesin,lakukan bleeding dimulai dari roda belakang saat knalpot mobil belum panas.Minta teman kita duduk di kabin mobil,kemudian tekan pedal rem empat atau lima kali kemudian tekan dan tahan sampai mentok beberapa detik sembari kita membuka nipple yang terdapat pada tromol roda bagian dalam .Buka dan tutup nipple secara cepat,hati2, jauhkan wajah dan kepala dari semprotan minyak rem bercampur udara  yang keluar.Setelah selesai pedal rem boleh dilepas.

        Lakukan dan ulangi hal yang sama pada roda depan.Tambahkan lagi minyak rem,karena banyak minyak rem yang terbuang saat bleeding tadi.  
Selesai deh…dan lakukan tes drive.Baru setengah pedal rem diinjak tubuh sudah seperti mau terpental ke depan.Siiiipppp.πŸ‘Œ

Kata-kata bijak :
" Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya." Amsal 29 :6

" Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. 
 Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." Amsal 23:4-5

Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/05/perbaikan-sepeda-gunung.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/02/ternyata-menulis-itu-tidak-mudah.html





Sabtu, 23 Mei 2015

KETIKA HARI MULAI SENJA


Pada awal tahun 90 an guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,pemerintah mulai merekrut dan menempatkan Bidan Di Desa .Para Calon Bidan ini direkrut dari pendidikan berbasis  SPK ( Sekolah Perawat Kesehatan ).Aku tidak terlalu paham mengapa mereka direkrut dari SPK,namun aku cuma bisa menafsirkan kemungkinan hal ini dikarenakan mereka telah memiliki dasar dasar ilmu keperawatan,sehingga untuk menjadikan mereka sebagai bidan lebih mudah.Jika pun nantinya mereka ditugaskan di desa para Bidan ini memiliki dua keahlian sekaligus yaitu keahlian sebagai perawat dan juga sebagai bidan.Dari segi Anggaran Negara  bisa terjadi efisiensi,karena tidak perlu menugaskan perawat lagi di desa dikarenakan bidan desa ini juga seorang perawat.
Akupun termasuk salah seorang dari Bidan ini.Setelah Lulus dari Program Pendidikan Bidan Dep Kes akupun langsung ditempatkan sebagai bidan desa walaupun hanya sebagai Bidan PTT.Tidak ada syarat harus memiliki sertifikat  APN,SIB,SIPB,STR,Uji Kompetensi,dll seperti yg 10 tahun belakangan ini  bikin ribet dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi.Belum lagi  ada aturan  jika ingin Buka Praktek sebagai Bidan Delima harus minimum berijazah DIII.Secara otomatis aku tidak bisa menjadi Bidan Delima.Aku sendiri tidak buka praktek swasta/mandiri,karena tidak etis seorang bidan desa buka praktek swasta.
Saat ini di UPT tempatku bekerja ada sekitar 5 orang Bidan D1 yg tidak melanjutkan pendidikan ke DIII.Permasalahannya hampir sama.
Aku sendiri sampai saat ini tidak melanjutkan ke DIII dikarenakan bebarapa hal :
-          Aku masih mempunyai anak balita sudah pasti repot
-          Akses Pendidikan yang jauh dari desa
-          Aku Merasa Ilmu yg dimiliki sampai saat ini masih cukup dan tidak ada kendala berarti di lapangan.
Ilmu Kebidanan sendiri termasuk ilmu yg lamban perkembangannya.Kalau kita mau melihat sejarah manusia mulai dari Adam dan Hawa ribuan tahun yang lalu,proses kehamilan dan melahirkan seorang manusia masih sama saja,tidak ada yg berubah.Baru abad belakangan ditemukan proses kelahiran dengan cara Cesar,dan inipun bukanlah kewenangan seorang Bidan.Demikian juga dengan organ reproduksi manusia selama ribuan tahunpun tidak ber-evolusi.
-          Terkendala pada pembiayaan
Beberapa rekan yang telah meng UPGRADE dirinya menjadi Bidan DIII saat kutanya berapa biaya mereka yg terkuras untuk melanjutkan pendidikan,mereka mengatakan jika termasuk ongkos bisa tembus 50 jutaan.Ketika kutanya apakah ada ilmu yg baru,rekanku cuma menggelengkan kepala.
Bagiku 50 juta masih bisa kok kucari,ngutang kek atau gadai SK PNS :D ,tapi ujung2nya siapa yang membayarnya ???….yah pada akhirnya masyrakatlah yang harus membayarnya….Akhirnya Biaya Persalinan menjadi Mahal,segala sesuatu yg berhubungan dengan layanan kebidanan menjadi mahal…kalau masyarakat mengeluh…tinggal katakan saja SEKOLAH BIDAN itu mahal,pak/ibu….hemmmmm…….
Terkadang aku prihatin juga melihat para lulusan sekolah kebidanan belakangan ini ,sekalipun mereka lulusan DIII ternyata mereka belum bisa melakukan pertolongan persalinan,apalagi mo buka Praktek Mandiri.Masih banyak persyaratan dan butuh dana jutaan lagi untuk bisa Buka Praktek Mandiri.Mereka harus mengikuti APN,Sertifikasi,STR,dll, diluar ijin praktek.Ternyata ribet menjadi Bidan saat ini.
Sekitar 6 bulan lalu seorang teman dari Din Kes Kabupaten mengatakan bahwa Bidan Seperti saya ( D1) tidak boleh lagi menolong persalinan di desa,kalau mau tetap ingin menolong persalinan harus sekolah lagi ke DIII …hemmmm…
Saat ini modalku cuma SK PNS  yang tertulis dengan jelas bahwa aku ditugaskan sebagai Bidan Polindes,ini artinya apa yang kukerjakan adalah dalam rangka menjalankan Tugas Negara serta STR yg belakangan baru kubuat karena ada teman yg langsung ngurus ke propinsi dan biayanya pun tidak seberapa ,yah..okelah..
Makin lama menjadi seorang Bidan semakin rumit dan ribet,Sepertinya HARI MULAI SENJA.
Jika kelak tenaga seperti diriku tidak lagi dihargai, aku berharap para pengambil kebijakan diatas memberi kesempatan kepadaku paling tidak aku diperbolehkan untuk  mengajukan  pensiun dini.AKU LELAH….Sepertinya Habis Manis Sepah Dibuang....

Kata-Kata Bijak : 
" Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah ".  Amsal :27:6

" Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya". Amsal 29:4

Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2016/04/kehamilan-yang-tidak-diinginkan.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/menerawang-masa-depan-lulusan-tenaga.html




Jumat, 01 Mei 2015

TENSIMETER,Sekedar Iseng……

By Hotman Silitonga Azizten pribadi Bidan Deza



        Beberapa waktu yang lalu,tak sengaja aku berjalan disamping bangunan tempatku bekerja.
Aku melihat sebuah kardus yang berisikan rongsokan alat medis,diantaranya beberapa buah tensimeter.
Tensimeter jenis air raksa.Kuambil dua buah yang masih agak utuh dan kulihat ada butiran air raksa yang tercecer dan kukumpulkan.Kubawa pulang  ke rumah dan SEKEDAR ISENG ku bongkar….
       Sebenarnya harga tensimeter saat ini tidak terlalu  mahal,masih ada yang dibawah seratus ribu rupiah ,walaupun mungkin termasuk jenis KW,tapi cukup bagus kok….Yang jenis digital juga murah,di toko online beragam  jenis  dikisaran 200-300 ribuan banyak ....
      Tensimeter jenis air raksa ini sebenarnya termasuk tensimeter yang bandel dan bebas perawatan,hanya saja penggunaanya harus hati hati jika  untuk mobile.Walaupun sudah dilengkapi saklar buka tutup agar air raksa tidak tumpah,terkadang masih saja ada yang tertumpah,dikarenakan menutupnya tidak secara benar.

       Ketika akan menutup saklar pada tensimeter air raksa ini,sebaiknya miringkan dahulu tensimeter ke kanan baru ditutup,setelah ditutup miringkan ke kiri untuk memastikan tidak ada air raksa yang tertinggal saat menutup.
      Walaupun saat ini ada jenis tensimeter aneroid/jam dan tensimeter digital,namun satuan pengukurannya tetap saja mengacu pada mmHG (HG = Hidragirum/Air Raksa ).Jadi hal ini membuatku tertarik untuk ber-iseng riaπŸ˜€πŸ‘Œ ..Tensimeter air raksa ini bisa juga digunakan sebagai  alat bantu untuk kalibrasi tensimeter aneroid dan digital.Tensimeter tidak ubahnya dengan timbangan/dacin yang perlu dilakukan kalibrasi,paling tidak setahun sekali.



        Setelah rongsokan tensimeter ini kubongkar kemudian kubersihkan,terutama pipa kapiler yang terbuat dari kaca,gunanya agar air raksa bisa naik turun dengan lancar.Setelah pipa kaca dibersihkan,sebelum dipasangkan kembali ke posisinya semula, masukkan kembali air raksa secukupnya pada lubang bagian bawah ,baru kemudian pasang kembali pipa kacanya.Pompa tensimeter hingga 250 mmhg,perhatikan naiknya turunnya air raksa pada pipa kaca.Jika air raksa naik tanpa terputus serta tidak ada gelembung udara,berarti tensimeter sudah oke,tinggal uji coba pada pada manusia.Sekali ukur langsung…YESS….
Tak bandingkan dengan tensimeter aneroid/jam dan digital..its OK.




       Niatku tensimeter hasil keisenganku  ini untuk digunakan secara statis saja,bisa dipakukan didinding,atau dibuatkan dudukannya dan digunakan di Polindes boss ku..Kuputuskan mo dibuatkan dudukannya saja…Jadi deh,…udah digunakan lebih dari 3000 kali pengukuran nampaknya lancar jaya…..ha..ha..ha…..Sekedar Iseng..✋πŸ‘Œ

Kata Kata Bijak : 
" Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat". Amsal 18:10

"Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah".Amsal 15:24

Tulisan lainnya :
https://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/01/hampir-mati-tenggelam.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2018/01/sayur-olahan-khas-tapanuli-daun-ubi.html