Sabtu, 23 Mei 2015

KETIKA HARI MULAI SENJA


Pada awal tahun 90 an guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,pemerintah mulai merekrut dan menempatkan Bidan Di Desa .Para Calon Bidan ini direkrut dari pendidikan berbasis  SPK ( Sekolah Perawat Kesehatan ).Aku tidak terlalu paham mengapa mereka direkrut dari SPK,namun aku cuma bisa menafsirkan kemungkinan hal ini dikarenakan mereka telah memiliki dasar dasar ilmu keperawatan,sehingga untuk menjadikan mereka sebagai bidan lebih mudah.Jika pun nantinya mereka ditugaskan di desa para Bidan ini memiliki dua keahlian sekaligus yaitu keahlian sebagai perawat dan juga sebagai bidan.Dari segi Anggaran Negara  bisa terjadi efisiensi,karena tidak perlu menugaskan perawat lagi di desa dikarenakan bidan desa ini juga seorang perawat.
Akupun termasuk salah seorang dari Bidan ini.Setelah Lulus dari Program Pendidikan Bidan Dep Kes akupun langsung ditempatkan sebagai bidan desa walaupun hanya sebagai Bidan PTT.Tidak ada syarat harus memiliki sertifikat  APN,SIB,SIPB,STR,Uji Kompetensi,dll seperti yg 10 tahun belakangan ini  bikin ribet dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi.Belum lagi  ada aturan  jika ingin Buka Praktek sebagai Bidan Delima harus minimum berijazah DIII.Secara otomatis aku tidak bisa menjadi Bidan Delima.Aku sendiri tidak buka praktek swasta/mandiri,karena tidak etis seorang bidan desa buka praktek swasta.
Saat ini di UPT tempatku bekerja ada sekitar 5 orang Bidan D1 yg tidak melanjutkan pendidikan ke DIII.Permasalahannya hampir sama.
Aku sendiri sampai saat ini tidak melanjutkan ke DIII dikarenakan bebarapa hal :
-          Aku masih mempunyai anak balita sudah pasti repot
-          Akses Pendidikan yang jauh dari desa
-          Aku Merasa Ilmu yg dimiliki sampai saat ini masih cukup dan tidak ada kendala berarti di lapangan.
Ilmu Kebidanan sendiri termasuk ilmu yg lamban perkembangannya.Kalau kita mau melihat sejarah manusia mulai dari Adam dan Hawa ribuan tahun yang lalu,proses kehamilan dan melahirkan seorang manusia masih sama saja,tidak ada yg berubah.Baru abad belakangan ditemukan proses kelahiran dengan cara Cesar,dan inipun bukanlah kewenangan seorang Bidan.Demikian juga dengan organ reproduksi manusia selama ribuan tahunpun tidak ber-evolusi.
-          Terkendala pada pembiayaan
Beberapa rekan yang telah meng UPGRADE dirinya menjadi Bidan DIII saat kutanya berapa biaya mereka yg terkuras untuk melanjutkan pendidikan,mereka mengatakan jika termasuk ongkos bisa tembus 50 jutaan.Ketika kutanya apakah ada ilmu yg baru,rekanku cuma menggelengkan kepala.
Bagiku 50 juta masih bisa kok kucari,ngutang kek atau gadai SK PNS :D ,tapi ujung2nya siapa yang membayarnya ???….yah pada akhirnya masyrakatlah yang harus membayarnya….Akhirnya Biaya Persalinan menjadi Mahal,segala sesuatu yg berhubungan dengan layanan kebidanan menjadi mahal…kalau masyarakat mengeluh…tinggal katakan saja SEKOLAH BIDAN itu mahal,pak/ibu….hemmmmm…….
Terkadang aku prihatin juga melihat para lulusan sekolah kebidanan belakangan ini ,sekalipun mereka lulusan DIII ternyata mereka belum bisa melakukan pertolongan persalinan,apalagi mo buka Praktek Mandiri.Masih banyak persyaratan dan butuh dana jutaan lagi untuk bisa Buka Praktek Mandiri.Mereka harus mengikuti APN,Sertifikasi,STR,dll, diluar ijin praktek.Ternyata ribet menjadi Bidan saat ini.
Sekitar 6 bulan lalu seorang teman dari Din Kes Kabupaten mengatakan bahwa Bidan Seperti saya ( D1) tidak boleh lagi menolong persalinan di desa,kalau mau tetap ingin menolong persalinan harus sekolah lagi ke DIII …hemmmm…
Saat ini modalku cuma SK PNS  yang tertulis dengan jelas bahwa aku ditugaskan sebagai Bidan Polindes,ini artinya apa yang kukerjakan adalah dalam rangka menjalankan Tugas Negara serta STR yg belakangan baru kubuat karena ada teman yg langsung ngurus ke propinsi dan biayanya pun tidak seberapa ,yah..okelah..
Makin lama menjadi seorang Bidan semakin rumit dan ribet,Sepertinya HARI MULAI SENJA.
Jika kelak tenaga seperti diriku tidak lagi dihargai, aku berharap para pengambil kebijakan diatas memberi kesempatan kepadaku paling tidak aku diperbolehkan untuk  mengajukan  pensiun dini.AKU LELAH….Sepertinya Habis Manis Sepah Dibuang....

Kata-Kata Bijak : 
" Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah ".  Amsal :27:6

" Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya". Amsal 29:4

Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2016/04/kehamilan-yang-tidak-diinginkan.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/menerawang-masa-depan-lulusan-tenaga.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar