Sabtu, 26 Agustus 2017

UPS

Post by Hotman Silitonga



     Saat ini sebagian orang banyak yang beralih menggunakan laptop dibanding komputer desktop.Selain lebih simple laptop juga mudah dibawa kemana-mana.Namun pada sebagian orang dan   banyak perusahaan/perkantoran,menggunakan PC masih dipercaya lebih unggul dibandingkan laptop/netbook dengan alasan computer desktop dianggap  lebih tangguh untuk pemakaian nonstop 24 jam dan juga gampang memodifikasinya. 
    Saya sendiri termasuk yang lebih suka menggunakan computer desktop dari pada laptop/netbook.Yang jelas monitor pada computer desktop lebih besar, sehingga pada mata tua  terasa lebih nyaman dan juga dapat diganti ukuran monitornya  sesuai keinginan kita.Mengetik dengan USB keyboard pun rasanya lebih mengasikkan,apalagi saat menekan ENTER, kalau nggak berbunyi KLETAK…rasanya belum puas 😀👋 Demikian juga para pencinta games,lebih suka memainkan games pada PC dari pada laptop.
       Salah satu kelemahan lain dari Komputer Desktop/PC adalah di saat mati lampu/listrik padam,maka PC pun ikut mati,sementara pada laptop/netbook terdapat baterai cadangan sehingga di saat mati lampu,maka secara otomatis baterai cadangan menjadi sumber listriknya.
     Salah satu solusi agar PC tidak mati mendadak disaat mati lampu/listrik padam adalah dengan menambahkan UPS pada sistim Power Supply PC. Nek neng Londo Jenenge UPS iki Uninterruptible Power Supply , molo di habatakhon goarna dang hu boto bah……😀👌
       UPS di colokkan terlebih dahulu ke listrik,kemudian colokan/stekker computer dan monitor di colokkan ke output/keluaran dari UPS,lalu ON kan UPS dan hidupkan computer,maka computer PC kita sudah bekerja layaknya laptop/netbook.Jika listrik padam mendadak,maka secara otomatis UPS memberikann daya listrik yang bersumber dari baterai/aki untuk beberapa saat/memberi waktu kepada kita untuk menutup semua program yang lagi dijalankan serta melakukan SAVE pada kegiatan kita untuk kemudian melakukan Shut Down computer.
      Di Polindes Muara Kasih angka kejadian mati lampu sangat tinggi, sehari paling tidak 5 kali mati lampu/listrik padam belum lagi ditambah  kejadian voltase turun dan kemudian naik lagi/Byarpet lumayan sering.Bagi pengguna PC situasi ini sangat menjengkelkan sekali, salah satu solusinya adalah membeli UPS.Setelah di pasang UPS,barulah sedikit aman,sekalipun mati lampu dan byarpet,semua proses pengolahan data di PC masih  dapat diselamatkan.

 Jeroan UPS



     Harga UPS dipasaran bervariasi,tergantung kapasitas baterai/aki dan fitur-fitur tambahan yang lain.Semakin besar kapasitas baterainya,semakin mahal harganya.Beberapa UPS dilengkapi dengan fitur Automatic Voltase Regulator/AVR jadi berfungsi sebagai layaknya sebuah Stavolt.Tentu saja penambahan fitur ini menambah mahal harga sebuah UPS.Semuanya tergantung kebutuhan dan dompet anda.
      Karena UPS menggunakan baterai/aki sebagai penyimpan arus listrik cadangan,maka seiring waktu baterai ini fungsinya menurun.Penurunan fungsi ini biasanya diketahui di saat listrik padam,seharusnya UPS melakukan back up tapi justru ikut mati disaat listrik padam.Umur baterai/aki rata2 tahan sekitar 2 tahun.
         UPS milik penulis juga mengalami hal yang sama di mana UPS nggak mampu memback up PC disaat mati lampu.Karena penulis dah pindah ke tempat yang jarang mati lampu,maka UPS ini nggak lagi digunakan.
        Seminggu yang lalu mobil butut penulis minta ganti baterai/aki baru,penulis jadi kepikiran untuk memanfaatkan baterai bekas mobil ini menjadi baterai/aki pengganti pada UPS.Kayaknya sih bisa …

       UPS kemudian tak bongkar,dari spesifikasi aki nya diketahui voltasenya 12 V 4.5 AH,jadi sama voltasenya dengan Aki Mobil.Mungkin yang perlu dilakukan adalah menambah panjang kabel dari PCB ke aki.Setelah dilakukan penambahan kabel,dan dilakukan uji coba,ternyata UPS nggak mampu memback up computer.Kabel sambungan terasa panas sekali.Sepertinya kabel sambungan kekecilan.Kemudian dig anti kembali dengan kabel yang cukup besar,dan dilakukan uji coba kembali,dan ternyata berhasil…..
         Menurut perkiraan penulis aki mobil ini masih bisa digunakan untuk UPS sekitar 6-12 bulan.
Bagi anda yang keuangannya cukup mungkin lebih baik ganti baru aja akinya,nggak perlu repot,tapi bagi yang hobi elektro dan senang bereksperimen hal hal seperti ini terkadang sangat mengasikkan dan merupakan suatu tantangan.Salam.
  
         
 Kata kata bijak :

“Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.”Amsal 19:23

“ Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya.” Amsal: 20:7           

Rabu, 16 Agustus 2017

JURU IMMUNISASI : Profesi yang sering dipandang sebelah mata



Post by Hotman Silitonga

         Sekali waktu coba anda gulung lengan baju anda.Perhatikan lengan kanan bagian atas anda,maka akan terlihat satu atau 2 bulatan kecil seperti bekas gigitan nyamuk.Itu tandanya bahwa anda sewaktu kecil telah mendapatkan immunisasi BCG.
Jika anda terlahir sebelum tahun 1974 an maka kemungkinan pada lengan kiri atas anda ada bekas luka parut/rajahan 1-1,5 cm sebagai  tanda bahwa anda telah mendapat imunisasi /pengebalan terhadap penyakit cacar/Variola.
         Pemberian kekebalan/Immunisasi diatas dilakukan oleh seorang petugas yang bernama JURU IMMUNISASI.Secara organisasi Profesi,  organisasi profesi JURU IMMUNISASI tidak ada, tetapi secara riil profesi JURU IMMUNISASI  ini ada .Di setiap Puskesmas terdapat seorang yang berprofesi sebagai Juru Immunisasi/JURIM,dan profesi ini sudah termasuk cukup tua.
         Berdasarkan literature yang ada, pemerintah  memulai program Immunisasi/Vaksinasi secara rutin sejak tahun 1956 yaitu dengan pemberian immunisasi Cacar/Variola.Pemerintah menganggap perlu untuk melakukan pemberian immunisasi cacar dikarenakan banyak warga yang menderita cacar waktu itu.Penyakit cacar ini sangat berbahaya dan tingkat kematiannya cukup tinggi.Menurut cerita orang-orang tua jaman dahulu,cukup banyak warga yang meninggal akibat penyakit ini.Mereka yang terserang dan selamat pun mengalami kecacatan pada kulit mereka.Kulit mereka termasuk di bagian wajah mengalami bopengan,dan dari sisi kosmetika terkadang membuat mereka rendah diri.Usia mereka yang pernah menderita cacar, saat ini mungkin sudah diatas 40 tahunan.Dari cacat yang ditinggalkan penyakit ini. kita dapat memprediksi bahwa penyakit ini memang berbahaya.
          Namun berkat program immunisasi maka pada tahun 1974 Indonesia dinyatakan oleh WHO bebas dari Cacar.
Adalah Petugas Juru Immunisasi yang keluar masuk dari kampung ke kampung,dari sekolah-ke sekolah untuk memberikan immunisasi/pengebalan kepada masyarakat terhadap penyakit ini.Ketika program immunisasi pertama di jalankan,tenaga kesehatan masih sangat minim,mayoritas tenaga kesehatan di rekrut dari lulusan SR/SMP,karena tamatan SMU saat itu masih sangat langka.Kemudian mereka di didik menjadi tenaga kesehatan,diantaranya menjadi Juru Immunsiasi.Dalam sebutan kepangkatan/golongan dalam aturan kepegawaian,pegawai yang tamatan SD/SMP ini masuk kategori golongan I, disebut DJURU.
         Karena bidang kerja mereka adalah melakukan Immunisasi,maka mereka disebut dengan DJURU IMMUNISASI/DJURIM.Karena juru immunisasi golongan kepangkatannya rendah akhirnya kebelakang profesi Jurim sering diberikan kepada tenaga kesehatan yang golongan rendah.Padahal semakin kebelakang profesi Jurim semakin berat dan mereka harus bekerja penuh waktu/full time.
        Saat ini sebagian besar JURIM sudah selevel SMU,bahkan banyak yg sudah Level Diploma,namun sebutan Jurim masih melekat,karena definisi Jurim sendiri sudah masuk ke ranah kekhususan/spesialisasi tugas.Penyebutan Jurim menjadi Korim ( koordinator immunisasi ) sendiri menurut penulis kurang tepat,berarti ada banyak petugas immunisasi, sementara untuk menjadi petugas Immunisasi diperlukan pelatihan khusus.Hanya saja dalam situasi tertentu sering seorang jurim dibantu petugas lain dalam pelaksanaan kegiatan immunisasi.
       Sepintas lalu sih mudah menjadi Jurim,cuma sekedar menyuntik.Tapi tugas Jurim bukan hanya menyuntik,tugas Jurim dimulai dari perencanaan,pengelolaan  vaksin,pelaporan serta penanganan KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Immunisasi ),dan yang disebut terakhir ini yang sering membuat Jurim harus ekstra hati-hati.Mayoritas  perawat maupun bidan yang baru lulus tidak memilikki kemampuan untuk melakukan immunisasi, kemampuan mereka melakukan immunisasi justru di dapat di saat mereka bekerja di Puskesmas dan berguru dengan sang Jurim.
       Seiring perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,jenis immunisasi semakin beragam,dan tugas seorang JURIM pun semakin berat.Dahulu hanya Immunisasi Cacar saja yang dijalankan,tetapi saat ini cukup banyak immunisasi yang harus diberikan kepada masyarakat.
        Mengacu pada Permenkes No 12 Tahun 2017 Tentang Pemberian Immunisasi,ada beberapa immunisasi dasar yang diberikan kepada bayi sebelum berusia 1 tahun yaitu :

   a. hepatitis B;
   b. poliomyelitis;
   c. tuberkulosis;
   d. difteri;
   e. pertusis;
   f. tetanus;
   g. pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib); dan
   h. campak.

        Dari jenis jenis immunisasi diatas,paling tidak seorang JURIM harus melakukan 5 kali penyuntikan vaksin kepada seorang bayi.Jika dalam wilayah kerja terdapat 500 bayi baru lahir dalam setahun,artinya seorang jurim harus melakukan 2500 kali penyuntikan dalam satu tahun. Ini baru bayi,belum lagi anak Sekolah Dasar.Dalam satu tahun biasanya 40-50 % anak SD menjadi sasaran pemberian vaksin.Jadi Total suntikan yang diberikan dalam satu tahun dapat mencapai 5000 suntikan,diluar suntikan booster/penguatan.
       Memberikan 5000 suntikan dalam setahun bukanlah hal yang ringan. Sekalipun dalam pelaksanaan kegiatan penyuntikan dibantu oleh tenaga kesehatan lain,namun tanggung jawab program  tetap di pikul oleh Sang Jurim.
Pelaksanaan immunisasi di desa 

Pelaksanaan immunisasi di sekolah
        Diantara 5000 kali penyuntikan,mungkin tidak terjadi efek samping/KIPI ???Selama ini efek samping hanya sebatas pelaporan KIPI saja.Ketika terjadi KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Immunisasi ) sering permasalahan di lemparkan kembali kepada sang jurim, untuk itu  perlu dipikirkan juga aspek perlindungan bagi seorang Jurim.
         Tugas berat seorang Jurim bukan hanya sebatas melakukan suntikan saja tetapi dimulai dari  mengambil vaksin menyimpannya dan memastikan vaksin disimpan dalam suhu yang tepat( Cold Chain ).
      Selain itu seorang Jurim mau tidak mau/suka atau tidak suka  akan selalu bersentuhan dengan Vaksin.Vaksin sendiri adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan.Artinya seorang Jurim akan selalu bersentuhan dengan bibit penyakit yang sudah dilemahkan. Anda mau bersentuhan dengan bibit penyakit  ??.Inilah salah satu penyebab mengapa banyak tenaga kesehatan terutama di Puskesmas tidak mau jadi Jurim.
        Tugas berat lain seorang Jurim adalah hampir setiap hari blusukan dari desa ke desa,dari Posyandu ke Posyandu,kemudian pada bulan tertentu mengunjungi Sekolah Dasar.
       Pada daerah perkotaan wilayah kerja mungkin  2-4 Km saja, tapi pada daerah kabupaten apalagi daerah pedalaman atau kepulauan jarak tempuhnya mungkin ada yang hingga 30-40 KM dengan kondisi jalanan yang tidak menentu dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.Mungkin Safety Ridding ( keamanan berkendara ) seorang jurim perlu mendapat perhatian,mungkin mereka perlu Jaket,Mantel,Safety Shoes,dll.
        Dari beberapa uraian diatas  dapat kita ketahui bahwa tugas seorang Juru Immunisasi sangat berat dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
        Penulis cukup terharu manakala dahulu seorang pimpinan dan juga dokter  puskesmas tergerak hatinya memberikan sebuah Jaket dan Mantel Hujan kepada sang Jurim.Beliau mungkin  menyadari betapa beratnya tugas dan tanggung jawab seorang Jurim,profesi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.Salam.

Kata kata bijak :

“Pernahkah engkau melihat orang yang cakap  dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja  ia akan berdiri,   bukan di hadapan orang-orang yang hina”.Amsal 22:29

“Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran.”Amsal 17:19