Sabtu, 16 Januari 2016

Gizi Buruk

By Hotman Silitonga aZizten Pribadi Bidan DeZa


                   
                  Tahun 2015 barulah berakhir,tidak ada salahnya melakukan evaluasi kerja yang dilakukan selama ini.Ada kegiatan yang berjalan dengan baik,ada juga yang terseret-seret.Sebagai staf puskesmas yg ditunjuk mengelola program gizi,ada satu catatan khusus menyangkut masalah gizi yang menonjol tahun ini yaitu ditemukannya balita gizi buruk  pada wilayah kerjaku.
                 Selama ini cukup jarang ditemukan kasus balita gizi buruk,Umumnya banyak balita yang ditemukan  dengan kasus berat badan di Bawah Garis Merah/BGM pada KMSnya,dan ketika dikonversi dengan data pembanding BB/TB umumnya masuk kategori Gizi Kurang bahkan sebagian masih masuk kategori normal dikarenakan Tinggi Badannya mendekati Pendek.
                Walaupun demikian hal ini tidak membuatku senang,sebab jumlah penduduk miskin cukup besar,ini merupakan potensial terjadinya gizi buruk, bahkan di bulan Maret 2015 jumlah penduduk miskin berdasarkan data BPS meningkat menjadi 11,22 % atau 28,59 juta orang dari sebelumnya pada September 2014 10,96 % atau 27,73 juta orang.Tahun ini juga komoditi hasil perkebunan yang merupakan andalan masyarakat lokal yaitu Karet anjlok cukup tajam sementara harga sembako terus melambung.  
Bisa jadi kasus gizi buruk ini menjadi fenomena gunung es.Dipermukaan tidak tampak,tetapi di bawah  mereka ini ada.
               Selama ini Bidan Desalah yang menjadi harapanku menjadi ujung tombak untuk Pelacakan Kasus Gizi Buruk,mengingat merekalah yang paling mengetahui kondisi masyarakat di desa masing-masing.
               Tahun 2015 lalu laporan yang masuk dari Bidan Desa terdapat 4 balita dengan Kasus Gizi Buruk.Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama ini.Biasanya kalaupun ada, hanya 1 atau 2 orang per tahun.Tapi sekarang ada 4 balita dengan kasus gizi buruk.Salah satu balita meninggal di RS,karena infeksi yang cukup berat yang dideritanya,serta sempat tidak terdeteksi,karena tidak ada  informasi yang masuk dari desa.Satu orang merupakan rujukan dari Polindes Muara Kasih.
                Situasi masyarakat pedesaan tidak sama dengan perkotaan.Dipedesaan masyarakat hidupnya belum tentu tinggal di desa,banyak yang tinggal di ladang/kebun dalam waktu yang lama,sehingga para tenaga kesehatan yang ada di desa kesulitan untuk mendeteksi balita-balita yang mempunyai indikasi ke arah gizi buruk.
                Dari 3 balita gizi buruk yang sempat ditangani,semuanya menunjukkan hasil yang membaik.Semuanya berasal dari keluarga yang tidak mampu,serta tidak ditemukan  kelainan pada organ tubuh mereka.Berdasarkan pengalaman selama ini jika balita gizi buruk berasal dari keluarga tidak mampu serta tidak ditemukan cacat/kelainan pada organ tubuhnya,balita ini akan cepat membaik.
Mereka umumnya juga ditemukan dalam kondisi sakit karena infeksi.Jadi langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengobatinya,kemudian melakukan intervensi gizi menggunakan sarana yang tersedia,seperti memberi MP-ASI/PMT,konseling,monitoring.Yang tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki ekonomi keluarga mereka.
Ini yang berat,biarlah menjadi tanggung jawab orang2 diatas sana.

Gibur 1 : saat ditemukan





Setelah Diintervensi Gizi 1 bulan



 Gibur 2 : saat ditemukan
 Setelah diintervensi gizi 2 bulan


Gibur 3 :saat ditemukan 

Setelah Diintervensi Gizi 3 bulan


                 Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada para Bidan Desa yang telah banyak membantu dalam pelacakan balita gizi buruk ini.
                 Berita menggembirakan datang dari rekan Pustu,dimana Rekan Pustu beberapa waktu yang lalu menginformasikan bahwa salah satu balita Gizi Buruk yang belasan tahun lalu kami tangani dan kondisinya sangat menyedihkan,telah  menikah…

Kata-Kata Bijak :

“Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”Amsal 3:27

“Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.”Amsal 10:22