Rabu, 18 Oktober 2017

Lubuk Linggau Jakarta : Pergi Naik Pesawat Pulang Naik Bis Sebuah Catatan Perjalanan



Post By Hotman Silitonga


       Enam bulan lalu, blogger  diundang salah satu keluarga blogger  untuk menghadiri pernikahan putrinya/sepupuku di Jakarta.Dan waktunya tinggal beberapa hari lagi.Blogger  memutuskan untuk berangkat menghadiri pesta pernikahannya.Karena bukan hari libur sekolah, maka blogger memutuskan berangkat seorang diri.
       Blogger memutuskan untuk berangkat naik pesawat dan pulang naik bis dari Jakarta.Keluarga blogger yang akan menikah ini tinggal di Kelurahan Pekayon Jakarta Timur.Dulu, 25 tahun  lalu blogger pernah tinggal disini selama 4 bulan.Tetapi kondisi 25 tahun yang lalu dengan saat ini pasti sudah berbeda jauh.Dahulunya terminal besar di Jakarta Timur adalah Cililitan,namun sudah dialihkan ke Kampung Rambutan.
        Ini juga adalah terbang perdana blogger  menggunakan pesawat ,dan merupakan tantangan tersendiri .Agar tidak malu-maluin nantinya maka bloggerpun perlu sedikit belajar.
Hal pertama yang dilakukan adalah browsing di internet mengenai seluk beluk terbang dengan peasawat serta apa yang dilakukan setelah tiba di bandara.Tujuanku adalah bandara Soekarno Hatta.Bandara Soekarno Hatta merupkan bandara yang masuk kategori sibuk,dengan terminalnya yang cukup banyak.
       Bloggerpun  melakukan  pengecekan harga tiket dibeberapa situs penjulan tiket online ,dan kebetulan disalah satu situs terdapat harga tiket yang cukup murah untuk hari keberangkatannku.Salah satu meskapai menawarkan tarif Rp 478.000 untuk tujuan bandara Soetta,dan akupun langsung membayar tiket tersebut.
        Blogger menuju bandara Silampari,Kota Lubuk Linggau.Terdapat sedikit masalah terhadap barang bawaan blogger saat diperiksa di  bandara.Blogger  membawa oleh-oleh madu dan pempek,makanan ciri khas Palembang.Untuk pempek dan Cuka tidak ada masalah,tetapi untuk madu terdapat masalah pada tempatnya.Blogger menggunakan botol kaca,dan ternyata tidak boleh,harus diganti botol air mineral.Untuk botol air mineral 600 ml dikenai biaya Rp 10.000/botol.Blogger  perlu 3 botol air mineral.Selanjutnya agar barang tersebut bisa di bawa masuk ke dalam kabin pesawat,oleh oleh tersebut harus di wrapping dengan biaya Rp 40.000.-.Kalau tidak mau wrapping,barang harus diletakkan di Bagasi Pesawat.Blogger  memutuskan untuk diletakan di Bagasi Pesawat saja.
        Adapun beda antara barang di kabin dan di bagasi adalah waktu pengambilannya.Jika barang dibawa kedalam kabin,waktu turun dari pesawat,barang bisa langsung dibawa,tetapi jika dibagasi,kita harus ke tempat pengambilan bagasi terlebih dahulu dibandara,dan memakan waktu kira kira 15-20 menit.
        Setelah melewati pemeriksaan barang,dilanjutkan dengan Chek In,seterusnya masuk ke ruang tunggu,setelah beberapa saat  ada pengumuman untuk menaiki pesawat.Tidak ada hambatan yang berarti di bandara Silampari,karena bandara kecil dan hanya ada satu pintu masuk.
         Hanya butuh waktu 45 menit terbang dari bandara Silampari menuju bandara Soetta dengan kecepatan rata-rata setara 750 Km/Jam di darat.


         Setelah sampai di bandara Soetta,langsung menuju lobi keluar terminal 1C untuk mengambil barang di bagasi.
Sebelumnya blogger  juga telah meng install Aplikasi G0-Jek pada Hp milik blogger  dan tidak lupa membawa serta Powerbank,karena Powerbank termasuk penting untuk perjalanan jauh, dimana jika kita mengaktifkan aplikasi GPS baterai Hp akan lebih cepat habis.Blogger masih di lobi terminal 1 C,karena menunggu salah seorang rekan yang terbang dari Bandara Kualanamo,Medan,dan akan tiba kira-kira 1 jam lagi.
         Sembari menunggu , bloggerpun  mencoba Aplikasi Go-Jek yang tidak bisa dimanfaatkan di Lubuk Linggau.Jika menggunakan Grab Car tarif ke Pekayon,Jakarta Timur sekitar 150 ribu,jika menggunkan Go Jek Motor harus 1 kali transit,dikarenakan jarak antar Gojek maksimum 25 KM dengan harga sekitar Rp 2000/KM.Transportasi yang murah meriah adalah menggunkan Bus Damri ke Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur dengan Tarif Rp 40.000.-.
        Akhirnya saya bertemu dengan  rekan yang terbang  dari Bandara Kualanamo,Medan dan memutuskan naik Bus Damri.Siang hari jalanan dari bandara Soetta ke Kampung rambutan cukup macet,dan membutuhkan waktu 2 ½ Jam.Lanjut naik angkot ke arah Cibinong/Cisalak.Dari Aplikasi Gojek dapat di ketahui posisi/lokasi  kita melalui Peta Satelit.Setelah dari GPS menunjukkan lokasi angkot di daerah Pekayon,Jakarta Timur,kamipun berhenti,dan ternyata sudah ada keluarga yang menunggu di jalan masuk menuju rumah,dan kamipun diantar menuju rumah.
         Pesta pernikahan sepupuku berlangsung cukup meriah,menggunakan tata cara adat batak.Hanya 2 hari blogger di Jakarta, bloggerpun pulang kembali ke Lubuk Linggau.

Pemberkatan  Pernikahan Sepupuku

Blogger memutuskan untuk menempuh jalan darat gaya Backpacker,sekaligus ingin bernostalgia naik bus ke Jakarta di saat masih remaja dahulu  serta menyeberang selat Sunda menggunakan ferry.
          Sekali lagi bloggerpun browsing di internet, mencari cari tulisan/pengalaman rekan blogger  yang naik bus dari Merak/Bakaheuni.Beberapa tulisan blogger mengingatkan jika sampai di Bakauheni sebaiknya sebelum malam hari,karena di sana sedikit rawan, para calo-calo  cukup agresif.
       Blogger memutuskan berangkat sekitar jam 8 pagi dari Pekayon,Jakarta Timur.Blogger berangkat seorang diri.Bloggerpun memesan Gojek ke terminal Kampung Rambutan.Ongkos gojek  Rp 16.000.-,Blogger minta diturunkan di jalan dimana Bus Menuju Merak Lewat.Dan bus pun sudah ada dijalan,Bus ARIMBI jurusan Merak tarif Rp 26.000.-bloggerpun  segera menaikinya.Dari Kampung Rambutan berangkat  jam 9 pagi sampai di Merak jam 1 siang.Dari Terminal Merak jalan kaki menuju  Pelabuhan Merak,dan langsung menuju loket pembelian tiket.Tiket penyeberangan Merak- Bakaheuni Rp 15.000.-.Pukul 13.30 Ferrry berangkat menuju Bakauheni.

Penjualan Tiket di Merak

Angin sepoi-sepoi dan pemandangan yang cukup indah membuat perasaan damai dan tenteram saat diatas kapal ferry. Tidak salah keputusanku pulang lewat darat.

Menuju Kapal Ferry

Diatas Kapal Ferry

Selama perjalanan blogger  selalu mengaktifkan Aplikasi Gojek untuk memantau lokasi dimana blogger  berada.Kulihat baterai Ponselku tinggal 40% lagi.Padahal baru dicas full 5 jam yang lalu.Sampai di Bakauheni pukul 15.30,belum terlalu sore,dan aku ingin membuktikan betulkah terminal Bakauheni cukup menakutkan.
      Niatku sebenarnya ingin naik bus saat dipelabuhan Bakauheni,tapi ternyata tidak bisa.Jalur penumpang kapal dan bis dipisahkan oleh pagar yang cukup tinggi.Sepertinya blogger  salah perhitungan.Dan ini sebuah pengalaman yang baru bagi blogger.Para penumpang umum yang menyeberang lewat ferry harus turun di Terminal Bus.Dan saat tiba dipintu keluar, penumpang langsung diserbu para sopir taksi liar, ojek, para calo.Padahal disisi kanan kiri pintu keluar di jaga oleh 1 orang anggota TNI yang menggunakan tongkat kayu sembari memutar-mutar tongkatnya yang siap memukul jika ada yang mencoba menarik-narik tas para penumpang.Jadi benar juga apa yang ditulis oleh rekan blogger disitus milik mereka,sebaiknya para penyeberang ferry masuk Bakauheni sebelum malam.
       Mungkin perlu dipertimbangkan , ada baiknya  di Bakauheni ini diterapkan aplikasi Gojek dan semua Ojek serta Mobil rental dimasukkan ke aplikasi Gojek sehingga tidak berebutan penumpang yang mengakibatkan penumpang menjadi takut.
        Karena tidak bisa memasuki jalur keluar mobil di pelabuhan maka blogger pun bertanya kepada seorang ojek,dimana blogger bisa mencegat bus yang kearah Bengkulu/Sumatera Barat.Dan oleh sang Ojek,  blogger diantar ke SPBU yang jaraknya kurang lebih 700 meter dari Pelabuhan Bakauheni dengan tarif Rp 10.000,-,dan blogger pun menunggu bus yang lewat.

SPBU Bakaheuni

       Disinipun blogger sempat disamperi seseorang kayaknya sih juga calo,dan menanyakan tujuan saya.Saya jelaskan tujuan saya,dan saya katakan bahwa saya sudah biasa naik bis dari sini.Bebebapa bis tujuan Bengkulu dan Padang lewat,semua berisi penuh.Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30,artinya sudah sore hari.Salah satu bus ke Padang lewat dan kosong,bus kelas ekonomi bangku 2:2,dan setelah tawar menawar tarifnya Rp 150.000.-,dan seseorang yang tadi saya duga calo meminta fee pada sang kondektur bus.Perjalanan pun nyaman dikarenakan bangku kosong dan tertidur dengan lelap.Pukul 11.00 siang  tiba di Lubuk Linggau dengan selamat.
      Kalau dihitung-hitung biaya perjalanan darat modus blogger adalah Rp 16.000 Gojek ke Kampung Rambutan + 26.000 naik Bus Arimbi ke Merak + 15.000 biaya Ferry +10.000 Ojek di Bakaheuni + 150.000 Ongkos Bus Bakaheuni-Lb Linggau + 63.000 Makan minum, total RP 280.000,-
       Blogger mencoba membandingkan jika pulang naik pesawat, untuk tiket hari Senin cukup mahal Rp 575.000 + 40.000 ongkos Damri ke Bandara + Gojek 16.000 ke Kampung Rambutan, total biaya Rp 631.000.-.
    Bagi blogger bukan melulu masalah biaya,walaupun prinsip IRITOLOGI tetap menjadi pertimbangan, dikarenakan ini perjalanan pribadi bukan perjalanan dinas,dan merupakan kenangan tersendiri dalam kehidupan blogger.Salam.

Kata kata bijak :

"Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran."Amsal 16:31

"Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa."Amsal 14:34

Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/berwisata-ke-bukit-sulap.html



     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar