Post by Hotman Silitonga
Pada bulan Maret 2018 lalu
Perserikatan Bangsa Bangsa mengeluarkan laporan Index Kebahagian Dunia/World Happiness Report,
sebuah hasil study kebahagian yang dilakukan di 156 negara dan hasilnya
Indonesia menempati urutan ke 96 dari 156 negara, satu level dibawah Vietnam. Peringkat
Index Kebahagian Dunia Indonesia ini menurun dari tahun sebelumnya yakni menempati urutan 81, dan inipun menurun juga
dari tahun sebelumnya tahun 2016 yaitu di urutan 79.
Yang cukup menarik bagi blogger dari
laporan World Happiness Report ini adalah , Top Ten Negara yang memilikki Index
Kebahagian Dunia tertinggi mayoritas ditemukan di Negara Negara Skandinavia dan Eropa terkecuali Australia , Canada dan New Zealand ( Selandia
Baru )
Dari benua Asia, negara
yang tertinggi Index Kebahagian Dunianya adalah Israel yang
menempati rangking ke 11 serta negara UEA ( Uni Emirat Arab ) di rangking ke
20.
Rangking Pertama Negara yang
penduduknya paling bahagia didunia adalah Negara Finlandia berikutnya Norwegia
, Denmark, semuanya Negara Skandinavia. Tahun ini PBB juga mewawancarai para
Imigran yang tinggal di negara paling
bahagia ini dan menemukan bahwa para imigran di negara ini juga merasa hidup bahagia.
Selain itu yang cukup menarik juga
bagi blogger, mayoritas negera negara bahagia dari rangking 1 sampai dengan 19
adalah negara negara yang sering di cap Negara Sekuler, namun kehidupan mereka lebih
mapan, teratur dan sejahtera , sehingga tidak
mengherankan jika banyak para imigran terutama dari timur tengah yang
ingin menuju kesana.
Ada enam (6 ) variable penilaian Kebahagian Dunia/World Happiness
Report yaitu PDB per kapita,
harapan hidup, dukungan sosial, tingkat korupsi, kebebasan untuk membuat keputusan hidup dan serta kemurahan
hati warganya.
Diatas
telah disebutkan bahwa Index Kebahagian
Indonesia beberapa tahun terakhir selalu menurun. Yang
menjadi pertanyaanya : Apakah orang Indonesia semakin jauh dari bahagia ?
Cukup sulit blogger menjawab pertanyaan ini. Tapi kalau kita sedikit membuka
hati , maka akan banyak kita dengar
curhatan orang orang yang merasa hidup tidak bahagia, termasuk orang orang high
class , mulai dari curhatan masalah
pekerjaan , jabatan, penghasilan, harga komoditi,ribetnya sebuah urusan ,dll.
Pada dasarnya kebahagian setiap
orang itu relative dan dapat berubah dengan
cepat setiap waktu. Ada yang bahagia
karena mendapat pekerjaan, mendapat jabatan, mendapat penghasilan besar, hargal
komoditi perkebunan naik, sembuh dari sakit , dll, sebaliknya ada yang tiba
tiba menjadi tidak bahagia karena dipecat dari pekerjaan, lengser dari jabatan,
anjloknya komoditi perkebunan, ditinggal mati orang yang dikasihi dan lain
sebagainya.
Namun pada garis besarnya minimal orang
berbahagia itu tercukupi terlebih dahulu kebutuhan dasar hidupnya seperti
sandang, pangan , papan , kesehatan, pendidikan, baru kebutuhan yang lain menyusul. Semua
kebutuhan dasar tersebut diatas sudah tercakup dalam 6 variabel penilain yang
ditetapkan oleh World Happiness Report.
Kalau dinilai dari PDB perkapita, harus
diakui memang PDB perkapita penduduk Indonesia masih cukup rendah dibanding
Negara Negara maju. Akhir tahun 2017 menurut data BPS , PDB perkapita rata rata
Indonesia adalah USD 3.876 namun itu tidak
merata sehingga jumlah penduduk miskin
tetap ada. Bandingkan dengan Finlandia yang PDB Perkapita tahun 2016 USD 43.090.
Jika dinilai dari harapan hidup,
beberapa publikasi hasil penelitian
menunjukkan bahwa usia harapan hidup meningkat, walaupun disisi lain kematian
penduduk di usia muda cukup tinggi.
Pengurangan Jumlah Penduduk Indonesia mulai terlihat di usia 40-44 Tahun,bandingkan dengan Singapura dan AS
Jika ditilik dari dukungan social,
upaya menuju kesana sudah ada melalui program jaminan sosial namun perlu
dipertajam dan diperluas serta lebih tepat sasaran.
Jika ditilik dari tingkat korupsi,
yah inilah yang masih menyedihkan . Laporan
Transparansi Internasional Februari 2018
menunjukkan Index Persepsi Korupsi Indonesia secara poin tidak menurun , tetapi dari peringkat, turun 6 tingkat, dari peringkat 90 tahun
2016 turun menjadi peringkat 96 di akhir tahun 2017. Miris juga sih, sudah banyak Tim dibentuk , anggaran pun sudah
cukup besar dikucurkan untuk kegiatan pemberantasan korupsi, tapi hasilnya peringkat
korupsi semakin anjlok.
Jika ditilik dari kebebasan
mengambil keputusan dalam kehidupan, seperti
kebebasan beragama, kebebebasan berpendapat, kebebasan berpolitik,
kebebasan berorganisasi, dll, blogger pikir sudah cukup baik, namun harus lebih
ditingkatkan lagi. Sentimen Isu SARA harus dapat diredam.
Jika ditilik dari kemurahan hati ,
rasanya cukup sulit juga untuk menilai kemurahan hati seseorang. Masih
tingginya tingkat korupsi menimbulkan sentimen negative terhadap variable
kemurahan hati warga. Bagaimana mo bermurah hati, lha anggaran untuk peningkatan kesejahteraan
rakyat miskin saja dikorup. Logika berfikirnya pasti seperti ini.
Kalau kita melihat peristiwa
tsunami Aceh, bencana kelaparan di Afrika , harus diakui warga 20 negara
terbahagia di atas termasuk negara yang paling banyak menolong, tidak peduli suku,
agama, ras, warna kulit. Kita juga bisa melihat
bagaimana para artis artis / selebritis Eropa dan Amerika menggalang
dana dan membentuk NGO untuk membantu warga Afrika yang kelaparan dan Negara
Negara yang dilanda konflik.
Semoga saja laporan World Happiness Report
ini dapat direspon oleh pemerintah melalui kebijakan kebijakan yang tepat, agar
kebahagian itu tidak semakin jauh.Salam.
Kata kata bijak :
“
Berbahagialah
orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” Matius
5:5
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/05/akhirnya-bisa-dangdutan-casio-ctk-6250.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/02/memasang-buzzer-pada-lampu-sein.html
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/05/akhirnya-bisa-dangdutan-casio-ctk-6250.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/02/memasang-buzzer-pada-lampu-sein.html