Post By Hotman Silitonga
Enam bulan
lalu, blogger diundang salah satu
keluarga blogger untuk menghadiri
pernikahan putrinya/sepupuku di Jakarta.Dan waktunya tinggal beberapa hari
lagi.Blogger memutuskan untuk berangkat
menghadiri pesta pernikahannya.Karena bukan hari libur sekolah, maka blogger
memutuskan berangkat seorang diri.
Blogger
memutuskan untuk berangkat naik pesawat dan pulang naik bis dari
Jakarta.Keluarga blogger yang akan menikah ini tinggal di Kelurahan Pekayon
Jakarta Timur.Dulu, 25 tahun lalu
blogger pernah tinggal disini selama 4 bulan.Tetapi kondisi 25 tahun yang lalu
dengan saat ini pasti sudah berbeda jauh.Dahulunya terminal besar di Jakarta
Timur adalah Cililitan,namun sudah dialihkan ke Kampung Rambutan.
Ini juga
adalah terbang perdana blogger menggunakan pesawat ,dan merupakan tantangan
tersendiri .Agar tidak malu-maluin nantinya maka bloggerpun perlu sedikit
belajar.
Hal pertama yang dilakukan adalah browsing di internet
mengenai seluk beluk terbang dengan peasawat serta apa yang dilakukan setelah
tiba di bandara.Tujuanku adalah bandara Soekarno Hatta.Bandara Soekarno Hatta
merupkan bandara yang masuk kategori sibuk,dengan terminalnya yang cukup
banyak.
Bloggerpun melakukan
pengecekan harga tiket dibeberapa situs penjulan tiket online ,dan
kebetulan disalah satu situs terdapat harga tiket yang cukup murah untuk hari
keberangkatannku.Salah satu meskapai menawarkan tarif Rp 478.000 untuk tujuan
bandara Soetta,dan akupun langsung membayar tiket tersebut.
Blogger menuju
bandara Silampari,Kota Lubuk Linggau.Terdapat sedikit masalah terhadap barang
bawaan blogger saat diperiksa di bandara.Blogger membawa oleh-oleh madu dan pempek,makanan ciri
khas Palembang.Untuk pempek dan Cuka tidak ada masalah,tetapi untuk madu terdapat
masalah pada tempatnya.Blogger menggunakan botol kaca,dan ternyata tidak
boleh,harus diganti botol air mineral.Untuk botol air mineral 600 ml dikenai
biaya Rp 10.000/botol.Blogger perlu 3
botol air mineral.Selanjutnya agar barang tersebut bisa di bawa masuk ke dalam kabin
pesawat,oleh oleh tersebut harus di wrapping dengan biaya Rp 40.000.-.Kalau
tidak mau wrapping,barang harus diletakkan di Bagasi Pesawat.Blogger memutuskan untuk diletakan di Bagasi Pesawat saja.
Adapun beda
antara barang di kabin dan di bagasi adalah waktu pengambilannya.Jika barang
dibawa kedalam kabin,waktu turun dari pesawat,barang bisa langsung
dibawa,tetapi jika dibagasi,kita harus ke tempat pengambilan bagasi terlebih
dahulu dibandara,dan memakan waktu kira kira 15-20 menit.
Setelah
melewati pemeriksaan barang,dilanjutkan dengan Chek In,seterusnya masuk ke
ruang tunggu,setelah beberapa saat ada
pengumuman untuk menaiki pesawat.Tidak ada hambatan yang berarti di bandara
Silampari,karena bandara kecil dan hanya ada satu pintu masuk.
Hanya butuh
waktu 45 menit terbang dari bandara Silampari menuju bandara Soetta dengan
kecepatan rata-rata setara 750 Km/Jam di darat.
Setelah
sampai di bandara Soetta,langsung menuju lobi keluar terminal 1C untuk
mengambil barang di bagasi.
Sebelumnya blogger juga telah meng install Aplikasi G0-Jek pada
Hp milik blogger dan tidak lupa membawa
serta Powerbank,karena Powerbank termasuk penting untuk perjalanan jauh, dimana
jika kita mengaktifkan aplikasi GPS baterai Hp akan lebih cepat habis.Blogger
masih di lobi terminal 1 C,karena menunggu salah seorang rekan yang terbang
dari Bandara Kualanamo,Medan,dan akan tiba kira-kira 1 jam lagi.
Sembari menunggu , bloggerpun mencoba Aplikasi Go-Jek yang tidak bisa
dimanfaatkan di Lubuk Linggau.Jika menggunakan Grab Car tarif ke
Pekayon,Jakarta Timur sekitar 150 ribu,jika menggunkan Go Jek Motor harus 1
kali transit,dikarenakan jarak antar Gojek maksimum 25 KM dengan harga sekitar Rp
2000/KM.Transportasi yang murah meriah adalah menggunkan Bus Damri ke Terminal
Kampung Rambutan Jakarta Timur dengan Tarif Rp 40.000.-.
Akhirnya saya bertemu dengan rekan yang terbang dari Bandara Kualanamo,Medan dan memutuskan naik Bus
Damri.Siang hari jalanan dari bandara Soetta ke Kampung rambutan cukup
macet,dan membutuhkan waktu 2 ½ Jam.Lanjut naik angkot ke arah
Cibinong/Cisalak.Dari Aplikasi Gojek dapat di ketahui posisi/lokasi kita melalui Peta Satelit.Setelah dari GPS menunjukkan
lokasi angkot di daerah Pekayon,Jakarta Timur,kamipun berhenti,dan ternyata
sudah ada keluarga yang menunggu di jalan masuk menuju rumah,dan kamipun
diantar menuju rumah.
Pesta pernikahan sepupuku berlangsung cukup
meriah,menggunakan tata cara adat batak.Hanya 2 hari blogger di Jakarta, bloggerpun pulang
kembali ke Lubuk Linggau.
Pemberkatan Pernikahan Sepupuku
Blogger memutuskan untuk menempuh jalan darat gaya
Backpacker,sekaligus ingin bernostalgia naik bus ke Jakarta di saat masih remaja
dahulu serta menyeberang selat Sunda
menggunakan ferry.
Sekali lagi bloggerpun browsing di internet, mencari cari tulisan/pengalaman rekan blogger yang naik bus dari Merak/Bakaheuni.Beberapa
tulisan blogger mengingatkan jika sampai di Bakauheni sebaiknya sebelum malam
hari,karena di sana sedikit rawan, para calo-calo cukup agresif.
Blogger memutuskan
berangkat sekitar jam 8 pagi dari Pekayon,Jakarta Timur.Blogger berangkat
seorang diri.Bloggerpun memesan Gojek ke terminal Kampung Rambutan.Ongkos gojek Rp
16.000.-,Blogger minta diturunkan di jalan dimana Bus Menuju Merak Lewat.Dan
bus pun sudah ada dijalan,Bus ARIMBI jurusan Merak tarif Rp 26.000.-bloggerpun segera menaikinya.Dari Kampung Rambutan berangkat
jam 9 pagi sampai di Merak jam 1 siang.Dari
Terminal Merak jalan kaki menuju Pelabuhan Merak,dan langsung menuju loket pembelian
tiket.Tiket penyeberangan Merak- Bakaheuni Rp 15.000.-.Pukul 13.30 Ferrry
berangkat menuju Bakauheni.
Penjualan Tiket di Merak
Angin sepoi-sepoi dan pemandangan yang cukup indah membuat
perasaan damai dan tenteram saat diatas kapal ferry. Tidak salah keputusanku
pulang lewat darat.
Menuju Kapal Ferry
Diatas Kapal Ferry
Selama perjalanan blogger
selalu mengaktifkan Aplikasi Gojek untuk memantau lokasi dimana blogger berada.Kulihat baterai Ponselku tinggal 40%
lagi.Padahal baru dicas full 5 jam yang lalu.Sampai di Bakauheni pukul
15.30,belum terlalu sore,dan aku ingin membuktikan betulkah terminal Bakauheni
cukup menakutkan.
Niatku
sebenarnya ingin naik bus saat dipelabuhan Bakauheni,tapi ternyata tidak
bisa.Jalur penumpang kapal dan bis dipisahkan oleh pagar yang cukup tinggi.Sepertinya
blogger salah perhitungan.Dan ini sebuah
pengalaman yang baru bagi blogger.Para penumpang umum yang menyeberang lewat
ferry harus turun di Terminal Bus.Dan saat tiba dipintu keluar, penumpang langsung
diserbu para sopir taksi liar, ojek, para calo.Padahal disisi kanan kiri pintu keluar
di jaga oleh 1 orang anggota TNI yang menggunakan tongkat kayu sembari memutar-mutar
tongkatnya yang siap memukul jika ada yang mencoba menarik-narik tas para
penumpang.Jadi benar juga apa yang ditulis oleh rekan blogger disitus milik
mereka,sebaiknya para penyeberang ferry masuk Bakauheni sebelum malam.
Mungkin perlu
dipertimbangkan , ada baiknya di Bakauheni ini
diterapkan aplikasi Gojek dan semua Ojek serta Mobil rental dimasukkan ke aplikasi
Gojek sehingga tidak berebutan penumpang yang mengakibatkan penumpang menjadi
takut.
Karena tidak
bisa memasuki jalur keluar mobil di pelabuhan maka blogger pun bertanya kepada
seorang ojek,dimana blogger bisa mencegat bus yang kearah Bengkulu/Sumatera
Barat.Dan oleh sang Ojek, blogger
diantar ke SPBU yang jaraknya kurang lebih 700 meter dari Pelabuhan Bakauheni dengan tarif Rp
10.000,-,dan blogger pun menunggu bus yang lewat.
SPBU Bakaheuni
Disinipun
blogger sempat disamperi seseorang kayaknya sih juga calo,dan menanyakan tujuan
saya.Saya jelaskan tujuan saya,dan saya katakan bahwa saya sudah biasa naik bis
dari sini.Bebebapa bis tujuan Bengkulu dan Padang lewat,semua berisi
penuh.Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30,artinya sudah sore hari.Salah satu
bus ke Padang lewat dan kosong,bus kelas ekonomi bangku 2:2,dan setelah tawar
menawar tarifnya Rp 150.000.-,dan seseorang yang tadi saya duga calo meminta
fee pada sang kondektur bus.Perjalanan pun nyaman dikarenakan bangku kosong dan
tertidur dengan lelap.Pukul 11.00 siang tiba di Lubuk Linggau dengan selamat.
Kalau
dihitung-hitung biaya perjalanan darat modus blogger adalah Rp 16.000 Gojek ke
Kampung Rambutan + 26.000 naik Bus Arimbi ke Merak + 15.000 biaya Ferry +10.000
Ojek di Bakaheuni + 150.000 Ongkos Bus Bakaheuni-Lb Linggau + 63.000 Makan
minum, total RP 280.000,-
Blogger mencoba
membandingkan jika pulang naik pesawat, untuk tiket hari Senin cukup mahal Rp
575.000 + 40.000 ongkos Damri ke Bandara + Gojek 16.000 ke Kampung Rambutan,
total biaya Rp 631.000.-.
Bagi blogger
bukan melulu masalah biaya,walaupun prinsip IRITOLOGI tetap menjadi
pertimbangan, dikarenakan ini perjalanan pribadi bukan perjalanan dinas,dan
merupakan kenangan tersendiri dalam kehidupan blogger.Salam.
Kata kata bijak :
"Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran."Amsal 16:31
"Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa."Amsal 14:34
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/berwisata-ke-bukit-sulap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar