Post By Hotman
Silitonga
Terlahir dan besar sebagai anak rantau
yang jauh dari tempat asal leluhurku, terkadang,
sekali waktu terlintas keinginan untuk melihat sejarah nenek moyangku.
Dari namaku semua orang tahu , bahwa aku berdarah Batak.Orang Batak biasanya
menyematkan marga pada namanya.
Selain itu seorang lelaki batak mewarisi tarombo/silsilah dari orang tuanya.Dari
tarombo/silsilah ini,diketahui silsilah yang keberapa lelaki tersebut dari
marga nenek moyangnya.
Orang Batak percaya bahwa mereka
terlahir dari satu pribadi dahulunya yang bernama si Raja Batak.
Raja
Batak berdiam di Pusuk Buhit, Sianjur Mula-Mula di tepian danau Toba.Saat ini
Sianjur Mula-Mula merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Samosir.
Ada banyak versi mengenai asal usul
si Raja Batak , yang menurut blogger sendiri terkadang membingungkan.Tidak
adanya prasasti atau peninggalan sejarah, membuat kekosongan sejarah sering
diisi dengan mitos-mitos yang memang sering dihembuskan dengan maksud tertentu.
Ada yang menuliskan bahwa Si Raja
Batak diciptakan langsung oleh Debata Mula Jadi Nabolon ( Pencipta alam semesta
versi leluhur batak waktu itu ).Ada juga penulis sejarah yang menuliskan bahwa
Si Raja Batak merupakan keturunan orang Siam /Thailand yang bermigrasi ke
Sumatera,ada pula yang menulis kemungkinan Si Raja Batak adalah tentara Sriwijaya yang melarikan diri saat peperangan, dan ada pula yang mengatakan Si Raja Batak salah satu keturunan Israel yang hilang.
Blogger sendiri lebih percaya kemungkinan Si Raja Batak ini berasal dari migrasi orang Siam/Thailand.
Blogger sendiri lebih percaya kemungkinan Si Raja Batak ini berasal dari migrasi orang Siam/Thailand.
Jika blogger keturunan yang ke 25 dari Si Raja Batak dan kemungkinan seorang pria menikah serta punya anak laki-laki di usia 25 thn dengan tingkat error 10 % , maka kemungkinan Si Raja Batak hidup antara tahun 1300-1400 M.
Si Raja Batak bukanlah Raja dalam arti sebenarnya,pemberian nama Raja ini merupakan bentuk gelar penghormatan terhadap leluhur orang batak.Leluhur marga-marga batak biasanya diberi gelar raja oleh keturunannya.Kalau si Raja Batak ini Raja dalam arti sebenarnya sudahlah pasti ada kerajaannya,ada wilayahnya,ada penduduknya,ada pusat kerajaanya,namun semua itu tidak ditemukan.
Si Raja Batak bukanlah Raja dalam arti sebenarnya,pemberian nama Raja ini merupakan bentuk gelar penghormatan terhadap leluhur orang batak.Leluhur marga-marga batak biasanya diberi gelar raja oleh keturunannya.Kalau si Raja Batak ini Raja dalam arti sebenarnya sudahlah pasti ada kerajaannya,ada wilayahnya,ada penduduknya,ada pusat kerajaanya,namun semua itu tidak ditemukan.
Definisi kata “Batak” itu sendiri
mengandung kontroversi. Dalam kamus KBBI disebutkan Batak artinya petualang/pengembara.Pembatakkan
artinya Penyamun/Perampok,Arti kata Batak dalam kamus KBBI ini membuat sebagian
orang batak merasa sangat terganggu..
Ada juga yang berpendapat Batak itu sebutan pada orang yang pandai berkuda.Ini artinya Si Raja Batak pandai
berkuda,tapi mungkinkah di Pusuk Buhit ada kuda ?.Timbul pertanyaan baru lagi.
Dalam memoir Marco Polo tahun 1292 yang
sempat berexpedisi di pantai timur Sumatera menuliskan bahwa ia berjumpa dengan
orang yang menceritakan tentang adanya masyarakat pedalaman yang disebut pemakan manusia/kanibal diantara
masyarakat “ Battas “.Informasi ini sifatnya sekunder/mendengar dari pihak
lain,bukan penglihatannya langsung.Selain itu Niccolo Da Conti 1395-1469
seorang dari Venesia menghabiskan sebagian waktunya di tahun 1421 menuliskan
sebuah deskripsi tentang penduduk batak “ Dalam bagian pulau,disebut “Batech” hidup kanibal berperang terus menerus kepada
tetangga mereka.
Dari Tulisan Marco Polo dan Nicollo
Da Conti diatas mungkinkah itu merupakan asal muasal kata Batak serta sejarah
kehidupannya ?Disebutkan pula bahwa orang batak itu kanibal.
Tapi menurut blogger sendiri kemungkinan itu bisa saja terjadi.Ada sisi positifnya dengan cerita kanibalisme orang batech itu, para penjajah berpikir dua kali sebelum memasukki wilayah tanah batak.Orang-orang batak tidak pernah menderita secara phisik akibat penjajahan,justru kehadiran para misionaris dan zending itulah yang memerdekakan orang batak dari jaman kegelapan.
Pada abad 13 kemungkinan pedalaman Sumatera masih berupa hutan belantara,kehidupan manusia masih primitive,berbeda dengan kehidupan dipantai mungkin sedikit lebih maju,karena berhubungan dengan dunia luar. Manusia masih bersifat Animisme.Hidup masih berpindah-pindah.Bahkan hingga tahun 1980 an ada salah satu suku di Sumatera yang masih hidup berpindah pindah dan menyedihkan,yaitu Suku Anak Dalam.Tidak menutup kemungkinan dahulunya nenek moyang orang batak hidupnya seperti suku anak dalam ini ini diabad 12 hingga 17 sebelum masuknya para misonaris dan zending.
Pada abad 13 kemungkinan pedalaman Sumatera masih berupa hutan belantara,kehidupan manusia masih primitive,berbeda dengan kehidupan dipantai mungkin sedikit lebih maju,karena berhubungan dengan dunia luar. Manusia masih bersifat Animisme.Hidup masih berpindah-pindah.Bahkan hingga tahun 1980 an ada salah satu suku di Sumatera yang masih hidup berpindah pindah dan menyedihkan,yaitu Suku Anak Dalam.Tidak menutup kemungkinan dahulunya nenek moyang orang batak hidupnya seperti suku anak dalam ini ini diabad 12 hingga 17 sebelum masuknya para misonaris dan zending.
Situasi geografis wilayah yang
didiami orang batak jaman dahulu terutama daerah Tapanuli Utara adalah daerah
pegunungan dengan jurang jurangnya yang terjal sehingga kemungkinan sangat
susah untuk mencari makanan waktu itu . Teknologi pertanian belum ada,belum ada
istilah bertani/berkebun,sehingga membuat mereka sering berpindah pindah untuk
mencari makan.
Pada tahun 1800 an masuklah para misionaris
dan zending ke Tanah Batak,sama seperti daerah lain para misionaris ini awalnya
ditolak,bahkan ada yang dibunuh,namun karena kegigihan para misionaris ini
akhirnya mereka diterima,satu persatu orang batak terutama Tapanuli Utara yang
waktu itu wilayahnya sangat luas memeluk agama kristen,hingga mayoritas
Tapanuli Utara beragama Kristen.Transfer
ilmu pengetahuan dan teknologi pun terjadi.Masyarakat mulai mengenal pertanian
dan perkebunan,sehingga mulai bertani dan berkebun,dan akhirnya hidup menetap.Para
misionaris banyak membangun pusat pendidikan, sehingga mulai banyak orang batak
yang mengenyam pendidikan.Jangan heran di Sumatera banyak menyebar orang batak
yang jadi guru di era 70-80.Tahun 1968 orang tua blogger telah menamatkan pendidikan guru di Balige, kota kecil sekelas kecamatan ,sementara di daerah
lain cukup sulit menemukan sekolah keguruan didaerah yang kecil sekelas kecamatan di tahun 1960 an
Hadirnya agama kristen juga membuat
perubahan terhadap pola dan perilaku orang batak dalam kehidupan sehari hari.Pengaruh
kekristenan membuat orang batak menjunjung tinggi arti sebuah pernikahan.
Leluhurku sendiri berada di Kecamatan
Sipahutar,Kabupaten Tapanuli Utara.Sebagai orang batak sayapun mempunyai
silsilah.Dari marga saya, saya adalah keturunan yang ke 18 dari Raja Silitonga,
Raja Silitonga keturunan ke 7 dari Si Raja Batak, dari si Raja Batak saya keturunan yang ke 25.
Kota
Sipahutar dipercaya sebagai asal muasalnya marga Silitonga.Dahulunya Raja
Silitonga menatap disini,dari sini keturunannya menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Tugu Raja Silitonga terdapat di Pasar Sipahutar.
Tugu Raja Silitonga di Sipahutar,Tapanuli Utara
Salah satu sifat orang batak adalah sangat kuat dalam adat istiadat,bahkan seorang teman bercanda “orang batak itu lebih sakit hatinya dikatakan tidak beradat daripada tidak beragama “.
Orang batak terlahir marhutang adat dan kalau mati harus manggarar adat. Sudah dimerdekakan dan ditebus oleh Yang Maha Penebus, tetapi ada hutang baru yang dierima ketika lahir dan harus di bayar saat meninggal.
Hutang adat kalau tidak dibayar konsekwensinya akan ditagih, kalau tidak dibayar akan dikucilkan, otomatis menjadi dosa.
Permasalahannya sudut pandang setiap orang kan berbeda-beda,jaman pun sudah berubah,demikian juga situasi dan kondisi.
Hutang adat kalau tidak dibayar konsekwensinya akan ditagih, kalau tidak dibayar akan dikucilkan, otomatis menjadi dosa.
Permasalahannya sudut pandang setiap orang kan berbeda-beda,jaman pun sudah berubah,demikian juga situasi dan kondisi.
Kalau sudah seperti ini , adat
sering menjadi jurang pemisah antar sesama orang batak.Namun bagi blogger sendiri semuanya kembali ke
pribadi masing-masing.Mo melaksanakan adat atau tidak melaksanakan, yang
namanya serumpun haruslah saling mengasihi. Jangan mengukur baju padamu kepada orang lain.
Blogger jadi teringat satu nats dalam
Alkitab tentang Orang Samaria yang baik hati : Lukas 10 :30-37
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan
ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia
melewatinya dari seberang jalan.
Demikian
juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia
melewatinya dari seberang jalan.
Lalu
datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika
ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia
pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan
minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai
tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan
harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya:
Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya,
waktu aku kembali.
Siapakah
di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari
orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab
orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya."
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2018/02/postingan-ke-100-evaluasi-blog.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/03/musik-dan-kesehatan.html
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2018/02/postingan-ke-100-evaluasi-blog.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/03/musik-dan-kesehatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar