Saat ini sepertinya ada keharusan bagi
seorang bidan untuk mengikuti Pelatihan APN
( Asuhan Persalinan Normal ).Sebelum tahun 2005 rasanya tidak ada yang namanya APN.Ku coba searh di
google apa dasarnya seorang bidan harus mengikuti APN.Toh Pendidikan Bidan itu
sendiri adalah Pendidikan APN,tapi tak
kutemukan.Hanya selentingan isu yg kudengar,dasarnya
adalah menurunnya kwalitas lulusan pendidikan kebidanan,sekalipun saat ini bidan sudah
lulusan DIII.
Sebelum tahun 2000 Menjadi Bidan merupakan Profesi yang cukup
menjanjikan,lulusan pendidikan bidan bisa langsung bekerja walaupun hanya
sebagai Bidan Kontrak/PTT.Animo masyarakat yang tinggi untuk menjadi bidan
membuat orang yang berjiwa bisnis
melihat pendidikan kebidananan merupakan sebuah peluang usaha yang cukup menjanjikan.Akhirnya
sekolah kebidanan tumbuh bak jamur di musim hujan.
Rendahnya pengawasan terhadap
pendidikan ini mengakibatkan output yang dikeluarkan menjadi menurun.
Harusnya pihak yang memberikan ijin , bertanggung jawab atas
output yang dikeluarkan.Kalau nggak mampu mengawasi,lebih baik nggak usah
memberi ijin.
Pada
bulan ini aku ditawari mengikuti Pelatihan APN,yang dianggarkan oleh Din-Kes
Kabupaten Muratara,Institusi dimana aku bekerja.Aku kira aku sendiri yang belum
mengikuti Pelatihan APN di UPT tempat ku bekerja.Ternyata cukup banyak yang
belum mengikuti APN,dan mereka lebih senior dari aku wkwkwkwk.Semuanya Alumni
Bidan Desa dan Jebolan D1……yah…Beginilah Nasib Bidan Desa apalagi yang jauh
dari akses…Jangankan urusan Pelatihan…..Urusan Naik Pangkat pun sering
tertinggal….Bidan yang lain udah jadi Letnan,sementara bidan desa banyak yg
masih kopral….wkwkwkkwkw.
Pelatihan APN yang kuikuti bersama teman yang lain sifatnya
Free/Gratis.Suatu kebijakan yang bagus yang diambil oleh Din-Kes Kab
Muratara.Pelatihan
dilaksanakan dari tanggal 14 s/d 22 Des 2015.
Memang sebaiknya Pelatihan yang bertujuan meningkatkan
kwalitas pelayanan kepada masyarakat harus Free/Gratis,tidak dibebankan kepada
Bidan.Cukup berat bagi Bidan Desa mengeluarkan dana 3-4 juta untuk mengikuti pelatihan
ini,apalagi sebelum adanya Pelatihan APN
,mereka ini sudah belasan tahun malang
melintang bertugas di desa dengan penuh keterbatasan baik sarana maupun
prasarana.Tak jarang prinsip “Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi” sering diterapkan
karena terbatasnya sarana dan prasarana
tersedia .Pepatah mengatakan : Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik.
Kedepan ada baiknya jika Pelatihan APN ini sesuatu yang wajib bagi Bidan,dimasukkan
saja dalam kurikulum dasar/utama pendidikan kebidanan.
Demikian juga Uji Kompetensi dan Registrasi,dilakukan ketika
mereka mau kelulusan.Sehingga ketika seorang Calon Bidan sudah lulus mereka
sudah siap kerja.Kalau sekarang ini sih nampaknya lulusan kebidanan bukannya
siap kerja tapi siap nganggur :D .Bagaimana nggak nganggur saat lulus belum punya
STR,Tidak Punya Sertifikat APN,Lulus Uji Kompetensi.
Tanpa itu semua seorang Bidan tak lebih statusnya hanya sebagai
Baby Sister atau pembantu/cleaning service di Klinik/RS,kecuali yang beruntung bisa menjadi PNS.
Rujukan :
http://health.kompas.com/read/2014/01/31/1153108/Kualitas.Bidan.Indonesia.Diragukan.
Kata-Kata Bijak :
" Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang". Amsal 13:20
" Kebenaran menjaga orang yang saleh jalannya, tetapi kefasikan mencelakakan orang berdosa". Amsal 13:6
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/01/asuhan-persalinan-normal.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/01/polindesku-yang-sering-kebanjiran.html
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/01/asuhan-persalinan-normal.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2015/01/polindesku-yang-sering-kebanjiran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar