Pada awal tahun 90 an guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,pemerintah mulai merekrut dan
menempatkan Bidan Di Desa .Para Calon Bidan ini direkrut dari pendidikan
berbasis SPK ( Sekolah Perawat Kesehatan
).Aku tidak terlalu paham mengapa mereka direkrut dari SPK,namun aku cuma bisa
menafsirkan kemungkinan hal ini dikarenakan mereka telah memiliki dasar dasar
ilmu keperawatan,sehingga untuk menjadikan mereka sebagai bidan lebih
mudah.Jika pun nantinya mereka ditugaskan di desa para Bidan ini memiliki dua
keahlian sekaligus yaitu keahlian sebagai perawat dan juga sebagai bidan.Dari
segi Anggaran Negara bisa terjadi
efisiensi,karena tidak perlu menugaskan perawat lagi di desa dikarenakan bidan
desa ini juga seorang perawat.
Akupun termasuk salah seorang dari Bidan ini.Setelah Lulus
dari Program Pendidikan Bidan Dep Kes akupun langsung ditempatkan sebagai bidan desa
walaupun hanya sebagai Bidan PTT.Tidak ada syarat harus memiliki sertifikat APN,SIB,SIPB,STR,Uji Kompetensi,dll seperti yg 10 tahun
belakangan ini bikin ribet dan
menimbulkan ekonomi biaya tinggi.Belum lagi
ada aturan jika ingin Buka
Praktek sebagai Bidan Delima harus minimum berijazah DIII.Secara otomatis aku
tidak bisa menjadi Bidan Delima.Aku sendiri tidak buka praktek
swasta/mandiri,karena tidak etis seorang bidan desa buka praktek swasta.
Saat ini di UPT tempatku bekerja ada sekitar 5 orang Bidan
D1 yg tidak melanjutkan pendidikan ke DIII.Permasalahannya hampir sama.
Aku sendiri sampai saat ini tidak melanjutkan ke DIII
dikarenakan bebarapa hal :
-
Aku masih mempunyai anak balita sudah pasti repot
-
Akses Pendidikan yang jauh dari desa
-
Aku Merasa Ilmu yg dimiliki sampai saat ini masih cukup
dan tidak ada kendala berarti di lapangan.
Ilmu Kebidanan sendiri termasuk ilmu yg lamban
perkembangannya.Kalau kita mau melihat sejarah manusia mulai dari Adam dan Hawa
ribuan tahun yang lalu,proses kehamilan dan melahirkan seorang manusia masih
sama saja,tidak ada yg berubah.Baru abad belakangan ditemukan proses kelahiran dengan cara Cesar,dan
inipun bukanlah kewenangan seorang Bidan.Demikian juga dengan organ reproduksi manusia selama ribuan tahunpun tidak ber-evolusi.
-
Terkendala pada pembiayaan
Beberapa rekan yang telah meng UPGRADE dirinya menjadi Bidan
DIII saat kutanya berapa biaya mereka yg terkuras untuk melanjutkan
pendidikan,mereka mengatakan jika termasuk ongkos bisa tembus 50 jutaan.Ketika
kutanya apakah ada ilmu yg baru,rekanku cuma menggelengkan kepala.
Bagiku 50 juta masih bisa kok kucari,ngutang kek atau gadai
SK PNS :D ,tapi ujung2nya siapa yang membayarnya ???….yah pada akhirnya masyrakatlah
yang harus membayarnya….Akhirnya Biaya Persalinan menjadi Mahal,segala sesuatu yg
berhubungan dengan layanan kebidanan menjadi mahal…kalau masyarakat
mengeluh…tinggal katakan saja SEKOLAH BIDAN itu mahal,pak/ibu….hemmmmm…….
Terkadang aku prihatin juga melihat para lulusan sekolah
kebidanan belakangan ini ,sekalipun mereka lulusan DIII ternyata mereka belum
bisa melakukan pertolongan persalinan,apalagi mo buka Praktek Mandiri.Masih
banyak persyaratan dan butuh dana jutaan lagi untuk bisa Buka Praktek Mandiri.Mereka
harus mengikuti APN,Sertifikasi,STR,dll, diluar ijin praktek.Ternyata ribet
menjadi Bidan saat ini.
Sekitar 6 bulan lalu seorang teman dari Din Kes Kabupaten
mengatakan bahwa Bidan Seperti saya ( D1) tidak boleh lagi menolong persalinan
di desa,kalau mau tetap ingin menolong persalinan harus sekolah lagi ke DIII …hemmmm…
Saat ini modalku cuma SK PNS
yang tertulis dengan jelas bahwa aku ditugaskan sebagai Bidan Polindes,ini
artinya apa yang kukerjakan adalah dalam rangka menjalankan Tugas Negara serta
STR yg belakangan baru kubuat karena ada teman yg langsung ngurus ke propinsi
dan biayanya pun tidak seberapa ,yah..okelah..
Makin lama menjadi seorang Bidan semakin rumit dan ribet,Sepertinya
HARI MULAI SENJA.
Jika kelak tenaga seperti diriku tidak lagi dihargai, aku
berharap para pengambil kebijakan diatas memberi kesempatan kepadaku paling
tidak aku diperbolehkan untuk mengajukan
pensiun dini.AKU LELAH….Sepertinya Habis Manis Sepah Dibuang....
Kata-Kata Bijak :
" Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah ". Amsal :27:6
" Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya". Amsal 29:4
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2016/04/kehamilan-yang-tidak-diinginkan.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/menerawang-masa-depan-lulusan-tenaga.html
" Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya". Amsal 29:4
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2016/04/kehamilan-yang-tidak-diinginkan.html
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2017/09/menerawang-masa-depan-lulusan-tenaga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar