Sebelum membahas Persalinan di rumah atau di Polindes,ada
baiknya kita mengenal terlebih dahulu seperti apakah bangunan polindes itu ?
Dari beberapa polindes yang pernah kulihat,umumnya bangunan
polindes tidak ubahnya seperti bangunan rumah pribadi tipe 48 s/d 54,atau ukuran 6 x 8 atau 6 x 9
meter dengan 2 kamar tidur,ruang tamu,ruang tengah,dapur dan WC.
Seandainya Bidan Desa yang menempati rumah itu sudah
berkeluarga serta memiliki anak,layakkah rumah itu dijadikan tempat persalinan
?
Bidan Desa juga manusia,dan memiliki hal hal yang bersifat
privacy.Jika persalinan dilakukan di polindes, otomatis semua
terganggu,anak,suami,pasti terganggu,mau makan dan minum nggak enak pada
keluarga pasien.Polindes tidak sama dengan Klinik atau Rumah Sakit yang
memiliki petugas security yg setiap saat bisa diminta bantuan agar keluarga ibu
hamil yg mau melahirkan bisa menunggu di luar saja.Di desa, ibu yg mau
melahirkan bisa diantar lebih dari 5 orang….. jadi bisa dibayangkan bagaimana
situasi polindes saat terjadi persalinan dan efeknya pada anak dan suami si ibu
bidan.
Saya beruntung bisa memilih tinggal di Puskesmas
Pembantu.Puskesmas Pembantu secara umum ruangannya terbagi menjadi dua yaitu
ruang kantor/keluarga dan ruang pelayanan.Ketika ada ibu hamil yg mau
melahirkan,anak dan suamiku tidak terganggu,termasuk jika ada persalinan di
tengah malam.
Kalau memang Polindes akan dijadikan tempat persalinan ada
baiknya bangunan Polindes meniru tipe bangunan Puskesmas Pembantu atau bisa
ditambahkan bangunan 3 x 6 meter yang menyatu didepan atau di samping Polindes
yang berfungsi sebagai ruang pelayanan.
Beberapa bidan kulihat ada yang numpang dirumah warga karena tidak ada Polindes.Dalam hal ini mungkin nasibku lebih baik.
Beberapa bidan kulihat ada yang numpang dirumah warga karena tidak ada Polindes.Dalam hal ini mungkin nasibku lebih baik.
Selama ini banyak ibu di desa melahirkan ku tolong di rumah mereka sendiri.Bagiku rasanya nggak ada masalah.Selama ibu hamil
tersebut merasa nyaman serta ibu tersebut diprediksi bisa melahirkan secara
normal.Kunci utama persalinan adalah ketenangan dan kenyamanan ibu hamil itu
sendiri.Hanya saja hal seperti ini terkadang merepotkan sang bidan,apalagi
proses persalinannya berjalan lambat atau masih tahap pembukaan awal,terpaksa,
terkadang harus mondar mandir memantau situasi di rumah 😀👌
Menurutku pribadi persalinan esklusife bukanlah di ruang paviliun,atau VIP,tetapi justru di rumah ibu hamil itu sendiri,dimana petugas mau merendahkan diri datang melayani.Termasuk mau mengunjungi paskah melahirkan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Negara Belanda yang dipublikasikan melalui situs
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/06/130614_iptek_melahirkan_risiko ,menunjukkan bahwa persalinan normal dirumah pada anak kedua ,resikonya lebih rendah dari persalinan di rumah sakit.Sementara persalinan pada anak pertama, resiko komplikasi antara persalinan normal di rumah dan di rumah sakit sama saja.Jam terbang/pengalaman seorang Bidan termasuk hal yang sangat menentukan dalam proses pertolongan persalinan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Negara Belanda yang dipublikasikan melalui situs
Dalam melakukan pertolongan persalinan di rumah,hal utama yang perlu diperhatikan adalah kebersihan.
Kebersihan mencakup 3 hal :
-
Bersih Alat
-
Bersih Diri dan Ruangan
-
Bersih Hati
Dari 3 hal tersebut diatas ,yang terpenting adalah
Bersih Hati…Kata Kata Bijak :
" Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan." AMSAL 12:9
" Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." Amsal: 21:2
Tulisan lainnya :
http://polindesmuarakasih.blogspot.com/2016/07/immunisasi-dasar-pada-bayi.html