Post
by Hotman Silitonga
Muara atau orang palembang sering
menyebutnya MUARO adalah tempat pertemuan dua buah sungai atau lebih.Sebelum
tahun 1990 transportasi sungai merupakan
transportasi yang cukup banyak digunakan masyarakat terutama pedesaan yang berada di tepian sungai ,sehingga muara
sungai menjadi tempat yang cukup strategis bagi usaha jasa dan
perdagangan.Banyak kota-kota di sumatera yang cukup ramai yang namanya diawali
dengan kata MUARO,seperti Muaro Bungo,Muaro Rupit,Muaro Beliti,Muaro
Tembesi,dll,dan kota ini memang dahulunya terletak di muara sungai.
Muaro Batang Empu sendiri adalah tempat
bertemunya sungai Rupit dan sungai Batang Empu.Secara perlahan banyak penduduk yang
mendiami muara sungai ini dan akhirnya menjadi sebuah desa yang bernama Muara
Batang Empu.
Di desa Muara Batang Empu terdapat
Pekan/Pasar Kalangan yang buka setiap hari Selasa.Beberapa desa yang terletak
di hulu sungai Rupit dan Batang Empu dahulunya biasa berbelanja di
Pekan/Kalangan ini,dan suasananya cukup ramai. Salah satu makanan yang sering
dibeli masyarakat saat pekan/kalangan adalah martabak.Polindes Muara Kasih
terletak di Tepi Kalangan/Pekan ini.Diberi nama Polindes Muara Kasih,dengan harapan
polindes yang berada di muara sungai ini dapat mengasihi/menjadi penolong bagi ibu-ibu
hamil,bayi dan balita di daerah ini.
Ada peristiwa alami di daerah ini disaat musim
penghujan,ketika air sungai meluap,ikan-ikan dari hilir sungai biasanya menuju
hulu sungai untuk bertelur,mereka melalui muara sungai ini dan biasanya moment
ini digunakan untuk menangkap ikan.Penduduk setempat menyebutnya IKAN
MUDIK.Moment ini tidak lama mungkin hanya 1 atau 2 hari saja.Selanjutnya ikan yang
lolos dari tangkapan penduduk menetaskan telurnya di hulu sungai.Setelah
beberapa minggu atau satu bulan disaat air surut dan jernih disungai akan
terlihat ratusan bahkan ribuan anak ikan yang panjangnya 2-3 cm.
Momen ini digunakan oleh masyarakat
terutama oleh ibu -ibu atau anak-anak untuk menangkapnya dengan cara NGANDUL.Ngandul
ikan menggunakan botol lampu minyak tanah/lampu semprong.Botol lampu semprong
dicuci agar tidak berbau minyak tanah kemudian pada botol tersebut dimasukkan
sedikit tepung terigu,kemudian diletakkan didasar sungai yang banyak anak
ikannya.Anak ikan kemudian mendekati botol tersebut,dan masuk kedalam botol
untuk memakan serbuk tepung,setelah ada yang masuk maka pemilik botol tersebut
segera mengambilnya.Biasanya anak ikan terperangkap 1 – 5 ekor.Sikecilku sangat
suka sekali ngandul ikan ini.Terkadang tepung terigu yang digunakan tidak
sebanding dengan hasil yang didapatkannya..😀👎 Momen-momen ini menginspirasi kami
untuk menuliskannya dalam sebuah syair lagu.
Kami
bukanlah Penyanyi,Komponis,atau Musisi.Suara kami pun rada-rada fals.Namun
demikian setiap orang sah-sah saja untuk menulis
sebuah lagu,syair,pantun,puisi ,tulisan atau apapun bentuknya selama tidak
melanggar estetika dan moral.
Melalui media ini kami mencoba menuliskan
sepenggal/sebagian fragmen kehidupan kami ini dalam
bentuk sebuah lagu dan menuliskannya dengan menggunakan
bahasa lokal sehari hari daerah ini.( Bahasa Rupit Ulu )
Sebuah
lagu yang sederhana,menyesuaikan dengan suara kami yang rada rada fals
sekaligus untuk mempermudah proses dubbingnya dikarenakan kami tidak mempunyai
peralatan merekam lagu,serta sarana penunjang lainnya.Sebegitu sederhananya lagu ini sampai-sampai ketika
terjadi beberapa kali kesalahan dubbing sikecilku yang berumur 5 tahun pun jadi
ikut ikutan nyanyi 😇
Syair by Bidan Misinah
Musik
dan Vokal by Hotman Silitonga
Instrumen
Pengiring : CASIO CTK Series
Kunci
Lagu : G,C,D,A
MUARO
BATANG EMPU
Petang
arai awak berayau
Nalak
ikan dapek seluang
Seluang
kecik itu namonyo
Oi
..senangnyo ngandul ikan
Arai
Selaso Pasar Kalangan
Ramai
Urang nak belanjo
Nalak
selero Martabak pun ado
Oi..ramainyo
pasar selaso
REFF : Itulah
Kami di Muaro Batang Empu
Banyaklah
keti senangnyo ati
Tapi sayang kami harus pergi…
Itulah Kami di Muaro Batang Empu
Banyaklah keti senangnyo ati
Oi kapan biso jumpo lagi
Lagu ini kami persembahkan kepada siapa
saja yang mengenal kami serta kepada
para pecinta music dangdut,terkhusus untuk warga desa Muara Batang Empu dimana
dahulu kami pernah tinggal dan bekerja selama 15 tahun ( 2001-2016)di Polindes Muara Kasih,sebagian warga
desa Tanjung Agung yg mungkin masih mengenal kami dimana kami dahulu juga
pernah tinggal dan bekerja selama 3 tahun (1998-2001) ,sebagian warga desa
Sukaraja,Rantau Telang dan Sukamenang Kecamatan Karang Jaya,Kabupaten Muratara,yang
dahulu sering berkunjung ke Polindes Muara Kasih serta rekan-rekan Puskesmas
Karang Jaya,terutama mitra gizi yang sering blusukan ke desa desa yaitu KORIM
dan juga Bikor,serta teman bu bidan ditempat yang baru yaitu Poskeslur Tapak Lebar dan Puskesmas Sidorejo,Kota Lubuk Linggau.
Dengan Ucapan : Selamat
beraktifitas dan Semoga terhibur dengan lagu hasil karya kami ini.Salam✋
Note :
Special thanks for Audacity and VSDC audio video editor software
Note :
Special thanks for Audacity and VSDC audio video editor software
Kata-kata bijak
:
“Orang
yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima
cemooh.”Amsal
3:35
“Orang
bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.”Amsal 10:14