Tahun
2015 barulah berakhir,tidak ada salahnya melakukan evaluasi kerja yang dilakukan selama ini.Ada kegiatan yang berjalan dengan baik,ada juga yang terseret-seret.Sebagai staf puskesmas yg ditunjuk mengelola program
gizi,ada satu catatan khusus menyangkut masalah gizi yang menonjol tahun ini yaitu
ditemukannya balita gizi buruk pada
wilayah kerjaku.
Selama
ini cukup jarang ditemukan kasus balita gizi buruk,Umumnya banyak balita yang
ditemukan dengan kasus berat badan di
Bawah Garis Merah/BGM pada KMSnya,dan ketika dikonversi dengan data pembanding
BB/TB umumnya masuk kategori Gizi Kurang bahkan sebagian masih masuk kategori
normal dikarenakan Tinggi Badannya mendekati Pendek.
Walaupun
demikian hal ini tidak membuatku senang,sebab jumlah penduduk miskin cukup
besar,ini merupakan potensial terjadinya gizi buruk, bahkan di bulan Maret 2015
jumlah penduduk miskin berdasarkan data BPS meningkat menjadi 11,22 % atau
28,59 juta orang dari sebelumnya pada September 2014 10,96 % atau 27,73 juta
orang.Tahun ini juga komoditi hasil perkebunan yang merupakan andalan
masyarakat lokal yaitu Karet anjlok cukup tajam sementara harga sembako terus melambung.
Bisa jadi kasus gizi buruk ini menjadi fenomena gunung
es.Dipermukaan tidak tampak,tetapi di bawah mereka ini ada.
Selama ini Bidan Desalah yang menjadi harapanku menjadi
ujung tombak untuk Pelacakan Kasus Gizi Buruk,mengingat merekalah yang paling
mengetahui kondisi masyarakat di desa masing-masing.
Tahun 2015
lalu laporan yang masuk dari Bidan Desa terdapat 4 balita dengan Kasus Gizi
Buruk.Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama ini.Biasanya kalaupun ada, hanya
1 atau 2 orang per tahun.Tapi sekarang ada 4 balita dengan kasus gizi
buruk.Salah satu balita meninggal di RS,karena infeksi yang cukup berat yang
dideritanya,serta sempat tidak terdeteksi,karena tidak ada informasi yang masuk dari desa.Satu orang merupakan rujukan dari Polindes Muara Kasih.
Situasi masyarakat pedesaan tidak sama dengan perkotaan.Dipedesaan
masyarakat hidupnya belum tentu tinggal di desa,banyak yang tinggal di
ladang/kebun dalam waktu yang lama,sehingga para tenaga kesehatan yang ada di
desa kesulitan untuk mendeteksi balita-balita yang mempunyai indikasi ke arah
gizi buruk.
Dari 3
balita gizi buruk yang sempat ditangani,semuanya menunjukkan hasil yang
membaik.Semuanya berasal dari keluarga yang tidak mampu,serta tidak
ditemukan kelainan pada organ tubuh
mereka.Berdasarkan pengalaman selama ini jika balita gizi buruk berasal dari
keluarga tidak mampu serta tidak ditemukan cacat/kelainan pada organ
tubuhnya,balita ini akan cepat membaik.
Mereka umumnya juga ditemukan dalam kondisi sakit karena
infeksi.Jadi langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengobatinya,kemudian
melakukan intervensi gizi menggunakan sarana yang tersedia,seperti memberi
MP-ASI/PMT,konseling,monitoring.Yang tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki
ekonomi keluarga mereka.
Ini yang berat,biarlah menjadi tanggung jawab orang2 diatas sana.
Ini yang berat,biarlah menjadi tanggung jawab orang2 diatas sana.
Gibur 1 : saat ditemukan
Gibur 2 : saat ditemukan
Setelah diintervensi gizi 2 bulan
Gibur 3 :saat ditemukan
Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada para Bidan Desa yang
telah banyak membantu dalam pelacakan balita gizi buruk ini.
Berita menggembirakan datang dari rekan Pustu,dimana Rekan Pustu beberapa
waktu yang lalu menginformasikan bahwa salah satu balita Gizi Buruk yang
belasan tahun lalu kami tangani dan kondisinya sangat menyedihkan,telah menikah…
Kata-Kata Bijak :
“Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”Amsal 3:27
“Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi
kebenaran menyelamatkan orang dari maut.”Amsal 10:22